Pesawat Malaysia Airlines MH 370 telah dinyatakan jatuh, namun puing pesawat ini belum dtemukan dengan jelas.
TRANSINDONESIA.CO, Perth – Pencarian puing-puing pesawat MH370 milik Malaysia Airlines di perairan Samudera Hindia bagian selatan, diperkirakan akan terhambat. Sebab cuaca di kawasan tersebut tak bersahabat.
“Badai Petir dan angin kencang pada Kamis ini, menjai ancaman yang menghambat pencarian internasional untuk menemukan reruntuhan dari penerbangan MH370. Setelah gambar satelit dari lebih dari 100 benda-benda mengambang yang memicu harapan baru dikemukakan,” demikian dikatakan Biro Meteorologi Australia, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (27/3/2014).
“Berpotensi terjadi badai di sana, serta angin kencang,” kata juru bicara biro cuaca AUstralia, Neil Bennet.
Citra yang diambil dalam beberapa hari terakhir oleh satelit Prancis, juga membuahkan perkembangan baru. Menunjukkan ada 122 objek dibagian terpencil Samudera Hindia selatan. Meskipun hingga saat ini belum ada yang ditarik dari laut berbahaya itu. Kendati telah mengerahkan pencarian internasional dari 26 negara.
Pelaksana Tugas Menteri Transportasi Hishammuddin Hussein juga telah memperingatkan, bahwa belum dapat dipastikan apakah benda yang diduga terkait dengan Malaysia Airlines
Boeing 777-200 ER. Pesawat yang hilang kontak pada 8 Maret, dengan 239 orang di dalamnya.
Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA), yang mengkoordinasi pencarian sekitar 2.500 kilometer (1.550 mil) barat daya dari Perth mengatakan, mereka telah berada di zona yang ditunjuk pemerintah sebagai zona kecelakaan pesawat nahas itu.
“Posisi dari informasi satelit yang dirilis oleh Badan Penginderaan Jauh Malaysia telah dilakukan pencarian sejak Rabu 26 Maret,” kata pihak AMSA, sembari menguraikan bahwa armada pesawat telah siap menuju zona pencarian sekali lagi, sebelum cuaca semakin memburuk.
Menurut AMSA, 6 pesawat militer dari Australia, Jepang dan Amerika Serikat akan terbang sepanjang hari Kamis ini. Bersama dengan 5 pesawat sipil.
Lima kapal di zona pencarian, termasuk HMAS Success Australia, Xue Long China, Kuulunshan, Haikon dan Qiandaohu.(cna/fen)