TRANSINDONESIA.CO, Ambon : Komunikasi dan dialog yang handal penuh persahabatan disertai kerendahan hati yang sangat dalam, telah menjadi bagian dari kepemimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku bersama Pemerintah Daerah selama ini.
MUI Maluku kini telah menjadi tanda serta komitmen perubahan kehidupan beragama karenanya, peran serta MUI dalam proses pembangunan di Provinsi Maluku sangat besar.
Hal ini disampaikan Gubernur Maluku Ir. Said Assagaf, dalam sambutannya ketika membuka Musda ke V MUI Maluku di gedung Islamic Center (22/3/2014).
Dikemukakan, pluralisme yang menjadi cita-cita bersama telah menjadi sentuhan kemanusiaan yang indah dan bukan menjadi sebuah gagasan teori semata, namun telah menjadi sebuah fakta sosial dan fungsional.
Selain itu MUI Maluku telah turut mewarnai pola pikir seperti itu, bahkan memberi arah terhadap seluruh rangkaian perubahan serta dinamika sosial kemasyarakatan di Maluku.
Gubernur mencontohkan, sebagai fakta yang terjadi provinsi Maluku berhasil menjadi tuan rumah dan nyonya rumah yang sangat baik terhadap penyelengaraan MTQ tingkat Nasional, bahkan tahun depan propinsi Maluku dipercayakan untuk menjadi tuan dan nyonya rumah, Lomba Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) tingkat Nasional.
Dengan begitu semangat ale rasa beta rasa, dapat terus ditunjukkan untuk mensukseskan event-event Nasional dibidang keagamaan , karenanya Maluku kini bukan hanya sebagai daerah penghasil cengkih dan pala, namun lebih dari itu sebagai daerah yang memiliki kekuatan kearifan lokal serta kematangan theologi agama-agama yang sangat transformative.
Dalam satu dasawarsa terakhir ini MUI telah berhasil mendorong suatu kerja sama lintas agama bersama ke Uskupan Amboina dan Sinode GPM, untuk membentuk forum lintas agama antar iman untuk kemanusiaan di Maluku, dan ini adalah sebuah kesempatan besar bahkan sudah meletakan dasar-dasar yang baik dan positif dalam hubungan, serta kerja sama antar agama di Maluku.
Sejalan dengan tema Musda ke V MUI Maluku yakni “Mengaktualkan, Menguatkan Peran MUI Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Tema ini sangat tepat mengisyaratkan bagaimana Islam memberi respon terhadap perubahan sosial, demokrasi, kemiskinan, kesenjangan, serta ketimpangan dan isu sosial kemasyarakatan lainnya, karenanya ini menjadi contoh sehingga Maluku layak menjadi Laboratorium Keberagaman Agama-Agama di Indonesia,”tandas Gubernur.(trb/kum)