Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.(dok)
TRANSINDONESIA.CO, Kupang : Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pertemuan internasional dengan Timor Leste – Northern Territory, Australia (NT) di Kupang. Pertemuan ini diyakini mendukung pertumbuhan ekonomi di tiga negara itu.
“Kami ingin menjadikan daerah ini sebagai kawasan lintas negara dalam program segitiga pertumbuhan. Ini akan mendukung geliat ekonomi masyarakat NTT,” kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya, di Kupang, Kamis (20/3/2014).
Namun, implementasi kerja sama ini masih perlu dikaji secara mendalam agar tidak salah arah.
Menurut Frans, yang tidak kalah penting, kerja sama ini akan membuat NTT menjadi pintu masuk investasi Timor Leste dan NT serta membuat NTT menjadi pusat perdagangan, industri, pariwisata dan jasa keuangan internasional.
“Selain itu yang perlu dipikirkan adalah sektor perhubungan yang menghubungkan ketiga wilayah itu dengan mengembangkan penerbangan Kupang – Dili – Darwin,” ujar Frans.
Frans meminta pemerintah pusat untuk memberikan kebijakan khusus dalam kerja sama itu karena menguntungkan NTT, yang diyakini akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Fredrik L. Benu menilai kerja sama segitiga antara Kupang – Dili – Darwin bisa dikembangkan jika difokuskan pada bidang ekonomi dan sosial budaya, meski dengan platform politik yang berbeda.
Menurutnya, kerja sama itu harus tetap dibangun walaupun hubungan politik antara Indonesia dengan Timor Leste tidak terlalu dekat mengingat kiblat politik negara itu yang belum terintegrasi secara kuat dengan ASEAN.
Demikian pula hubungan diplomatik dengan Australia yang tidak menguntungkan, terkait kebijakan keras pemerintahan Tony Abbott tentang pencari suaka.
Meski demikian, sambungnya, bedanya pasar Kupang termasuk seluruh Timor Barat bahkan NTT adalah pasar yang menyerap barang jadi yang diproduksi oleh sektor produksi primer maupun industri Australia khususnya Darwin dan didominasi konsumen kelas menengah baru.
“Demikian pula pasar transit Timor Leste yang menyerap barang jadi hasil produksi sektor industri Darwin dan pasar tradisional Timor barat. Cuma bedanya jumlah konsumen kelas menengah di Dili, mungkin sedikit lebih kecil dibandingkan konsumen kelas menengah diKupang dan seluruh Timor Barat,” ujar Fredrik.
Sebaliknya, kata dia, pasar Darwin dikarakterisasi oleh serapan bahan baku dan setangah jadi, barang-barang kerajinan, sektor industri skala rumah tangga yang diproduksi atau dipasok dari sektor produksi primer Timor Barat dan Timor Leste yang didominasi oleh konsumen berpenghasilan tinggi.
Jika dilihat dari ciri ketersediaan tenaga kerja, NTT menyediakan tenaga kerja dalam jumlah banyak dengan skill rendah, sumber daya alam cukup tersedia, teknologi yang tersedia relatif rendah dan lahan yang tersedia cukup luas.
Timor Leste, mampu mensuplai tenaga kerja dalam jumlah cukup, namun kurang memiliki skill yang memadai. Di samping itu Timor Leste memiliki sumber daya alam yang relatif cukup, tetapi belum dioptimalkan.
Sedangkan Northern Territory dengan ketersediaan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai, dapat dimanfaatkan untuk tujuan akselerasi pembangunan ekonomi pada kawasan segitiga pertumbuhan itu.(sp/san)