TRANSINDONESIA.CO, Medan : Mulai Februari 2014, komoditi kopi robusta asal Sumatera Utara (Sumut) tidak lagi diekspor. Pasalnya produksi kopi petani Sumut hanya bisa mencukupi kebutuhan pasar lokal.
Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, pada Februari 2014 kopi robusta tidak ada diekspor, sementara diperiode yang sama tahun 2013 nilai ekspor kopi robusta mencapai US$427 juta dengan volume 176 ton. Sedangkan pada Januari 2014, nilai ekspor berkisar US$152 juta dengan volume 55 ton.
Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut, Fitra Kurnia mengatakan, robusta sekarang di jual domestik sebagai bahan baku kopi instan dan bahan baku kopi di cafe dan restauran.
“Ekspotir kopi susah memperoleh kopi robusta di pasaran Sumut. Untuk ekspor pada Januari 2014 itu pun dari hasil panen akhir tahun 2013 kemarin,” ujarnya di Medan, Kamis (20/3/2014).
Diakuinya, memang tidak semua eksportir langsung menghentikan pengiriman. Kalau yang sudah ada kontrak, maka akan berlomba-lomba mencari kopi di pasaran.
“Memang, secara umum lahan kebun kopi robusta terus menurun, sebenarnya sudah lama diwanti-wanti. Harusnya tanaman kopi robusta ada peremajaan dan ditanam baru,” katanya.
Selama ini, ditambahkan Fitra, petani kopi sudah banyak beralih ke komoditi kopi jenis arabika karena memiliki masa panen yang lebih singkat. Selain itu ada juga petani yang beralih ke kelapa sawit.
Untuk nilai ekspor Februari komoditi kopi arabica, diungkapkannya, mengalami penurunan 22,08% dibandingkan periode yang sama ditahun lalu yakni dari US$ 47,813 juta dengan volume 9.503 ton menjadi US$ 37,254 juta dan volume 9.333 ton.
“Ekspor kopi arabica ini dikirim ke Amerika, Jepang, Jerman, Kanada, Australia, Belanda dan Taiwan. Selain kopi arabica, kita juga ada ekspor kopi instan ke Malaysia, Jepang, Hongkong, Singapura dan Pakistan,” ujarnya.
Eksportir kopi Sumut, Saidul Alam, mengakui, sudah tidak dapat menjual kopi robusta karena produksi tidak mencukupi kebutuhan.
“Ya sudah lama tidak mengekspor. Produksi kopi robusta hanya cukup untuk kebutuhan lokal saja,” katanya.
Jadi, lanjutnya, untuk mengekspor hanya bisa mengirim kopi arabica karena produksi nya banyak. Untuk harga jual kopi asalan arabica mencapai Rp 60.000 per kg atau sedikit menurun dibandingkan minggu lalu Rp 65.000 perkg.(don/surya)