TRANSINDONESIA.co, Nusa Dua : Penutupan kompleks pelacuran Dolly Surabaya, dikhawatirkan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta. Ada pun yang dikhawatirkan adalah bila pekerja seks komersial (PSK) eks Dolly secara diam-diam bermigras ke Bali.
“Mereka adalah kelompok berisiko dalam penularan AIDS. Kami khawatir bila mereka diam-diam berpindah ke Bali,” katanya. Hal itu dikemukakan Sudikerta di Nusa Dua, Bali, Minggu (16/3/2014) malam, dalam kegiatan Rakernas Kesehatan Nasional Wilayah Tengah Tahun 2014. Hadir dalam acara itu, Menteri Kesehatan Dr Nafsiah Mboi SpA MPH.
Pada kesempatan itu, Ketut Sudikerta yang juga selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali, meminta pemerintah pusat terus meningkatkan perhatian pada penularan HIV AIDS di Bali.
Apalagi, bila mengingat Bali sebagai salah satu pusat pariwisata dunia di Bali. “Selain mencegah, kita perlu melakukan surveillance,” katanya.
Pada kesempatan itu, Wagub juga menjelaskan sejumlah masalah dan rencana pembangunan bidang kesehatan di Bali. Sebagai daerah tujuan wisata dunia sebutnya, mobilitas manusia menjadi sangat dinamis.
Akibatnya, penyakit menular baru rentan terjadi di Pulau Dewata. “Karena itu, upaya penyediaan sarana dan prasarana kesehatan bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi fokus perhatian kami,” ujarnya.
Pemprov Bali, tambah Wagub, akan membangun RS Internasional yang prosesnya saat ini terus dikebut. Kehadiran RS itu nantinya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kesehatan para wisatawan manca negara yang berkunjung ke Bali.
“Untuk merealisasikan rencana tersebut, kami sangat mengharapkan dukungan dan support dari pemerintah pusat,” katanya.(rep/oki)