MUI Ajak Umat Islam Berpatisipasi pada Pemilu 2014

MUI ajak pemiluMUI Kota Medan ajak warga dalam Pemilu 2014.(dok)

 

TRANSINDONESIA.co, Medan : Jelang pemilihan umum (Pemilu) Calon Legislatif (Caleg) pada 9 April 2014 mendatang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan menghimbau umat Islam  Kota Medan ikut berpatisipasi dengan menggunakan hak pilih pada tanggal yang telah ditetapkan.

Ketua MUI Medan, Prof DR Muhammad Hatta, mengatakan, pemilu merupakan momentum penting, khususnya bagi umat Islam dalam memilih pemimpin untuk menentukan masa depan, baik itu pemilu caleg dan pemilihan presiden.

“Karena itu, umat Islam diminta berperan aktif dalam rangka mensukseskan kegiatan pesta demokrasi tersebut dan tidak golput, serta ikut memantau kegiatan pemilu tersebut agar berjalan sesuai dengan ketentuan dan Undang – Undang yang berlaku,” ujarnya di kantor MUI Medan, Selasa (11/3/2014).

Selain itu, lanjut Prof Hatta, MUI juga menghimbau agar umat Islam dapat memilih dengan cerdas calon pemimpin yaitu, yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah dan memiliki kualitas kepemimpinan, intelektual dan sosial yang baik.

Kemudian juga, umat Islam harus dapat menghindari praktek risywah atau money pilitik serta tetap menjaga persatuan, kebersamaan dan persaudaran.

Menurutnya, golput memang merupakan pilihan dan sikap pribadi. Tidak ada yang salah dengan itu, namun yang salah adalah jika orang menganjurkan golput.

Meski tidak mengharamkan golput, namun MUI menganjurkan umat Islam menggunakan hak pilihnya.

“Saran MUI, umat Islam menggunakan hak suaranya. Umat Islam Diminta beramai-ramai ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya,” ujar Prof Hatta.

Pengamat Sosial Sumut, Agus Suryadi, mengatakan, memang tidak ada sanksi yang melarang orang tidak ikut pemilu karena itu merupakan hak asasi manusia. Namun saja, dengan berpatisipasi dalam pemilu memiliki harapan perubahan yang lebih baik terhadap pemimpin.

“Sebagai masyarakat Indonesia ya sudah seharusnya berperan dalam pesta demokrasi itu. Memberikan hak suara pada pemilu untuk perubahan bangsa lebih baik,” katanya.

Namun hanya saja, diakuinya, dilihat dari hasil pemilu gubernur sumut 2013 kemarin, angka partisipasi politik rendah hanya sekitar 40%. Kondisi itu berdasarkan pengamatan analis, karena masyarakat sudah memasuki rasa kebosanan.

“Masyarakat menilai tidak ada sesuatu yang baru dan tidak ada perjuangan untuk masyarakat. Bahkan tidak memilih atau Golput itu pun, sudah terjadi pada seluruh klasifikasi sosial masyarakat,” ujarnya.(sur/don)

Share