TRANSINDONESIA.co, Mataram : Asisten II Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), HL Gita Ariyadi mengatakan, bahan bakar omprongan (pemanasan) oven tembakau Virginia masih menjadi permasalahan utama bagi petani tembakau di NTB.
“Selain itu, masalah yang sering muncul bahkan setiap tahun terjadi, yakni harga jual antara petani dan perusahaan mitra,” kata Gita di Mataram, Jumat (7/3/2014).
Pemerintah Provinsi NTB melalui tim pengendali intensifikasi tembakau virginia, mengadakan rapat membahas beberapa isu serta permasalahan yang sering dihadapi petani tembakau menjelang musim tanam 2014.
Dikatakan, asosiasi petani tembakau Indonesia (APTI) NTB diharapkan lebih meningkatkan perannya dalam membangun komunikasi yang baik antara perusahaan mitra dan para petani tembakau.
Di samping itu, asosia harusnya juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada para petani, berupa sosialisasi mengenai hak dan kewajiban antara petani dan perusahan mitra agar permasalahan yang setiap tahunnya timbul dapat diatasi, terutama terkait kesepakatan harga dan mutu tembakau yang dihasilkan petani.
Terkait permasalahan bahan bakar untuk omprongan tembakau, Gita menjelaskan, pemerintah provinsi telah menganggarkan bantuan subsidi bakar alternative untuk 8.775 petani tembakau.
Dia berharap, agar semua pihak dapat berkoordinasi dengan baik agar bantuan subsidi bahan bakar untuk omprongan tembakau ini dapat betul-betul berjalan dengan baik sehingga manfaatnya benar-benar dapat dirasakan petani.
Di NTB ada sekitar terdapat 20 perusahaan tembakau dan sebagian besar bermitra dengan petani, sehingga petani tidak khawatir dalam memasarkan hasil karena sudah ada yang menampung dengan harga yang ditetapkan secara bersama.
Sementara ada sekitar empat prusahaan hingga kini tidak bermitra dengan petani, yakni Gudang Garam, PT Stepi, Selaparang Jaya Lestari dan PT Kemuning Jaya Raya.
“Empat perusahaan tersebut akan didorong untuk bermitra dengan petani, sebab mereka seolah menikmati hasil petani saja dan tidak mau membantu petani,” katanya.
Sebelumnya Kepala Dinas Perkebunan NTB Husnul Fauzi mengatakan, sebanyak 8.775 orang petani tembakau di NTB mendapat bantuan sebesar Rp12 miliar guna meringankan beban para tetani dalam berproduksi.
Dikatakan, untuk bahan bakar omprongan tembakau sekarang ini oleh petani menggunakan limbah kemiri, limbah kelapa sawit dan batu bara dan untuk limbah kemiri dibutuhkan 6.000 ton dan limbah kelapa sawit 10.000 ton.
Luas areal tanaman tembakau pada 2014 tercatat sekitar 16.000 hektare dengan perkiraan produksi mencapai 32.000 ton dan dalam menanam tembakau ada yang melalui mitra binaan serta swadaya.(ant/men)