Keraton Kesultanan Yogyakarta.(istimewa)
TRANSINDONESIA.co, Bandung : Konvensi Nasional dalam rangka Penyusunan Rekomendasi Adat, Adab, dan Budaya Nusantara 2014 di Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, besok Minggu (23/2/2014).
Konvensi tersebut dihadiri para raja dan sultan dari seluruh wilayah di Indonesia. Sejak Jumat (21/2), sebelum konvensi digelar diadakan ‘Mipit Amit’ (mohon izin).
Menurut Ketua Umum acara Konvensi Nasional, Setiajaya Satria Rassidy, mereka berdoa untuk tiga hal yang akan dibahas pada konvensi nasional ini.
Ada tiga hal yang akan disampaikan. Satu, menyampaikan kesetaraan tentang adat, istiadat dan budaya; dua, menetapkan hari peradaban nusantara; dan tiga, pembuatan payung hukum untuk seluruh organisasi atau lembaga adat, istiadat, dan budaya Indonesia.
Konvensi ini bertujuan meluruskan kerancuan adat, istiadat, dan budaya Indonesia. Raja Samu – Samu VI, sekaligus Sekjen Badan Pengurus Silaturahmi Nasional (BP Silatnas) Raja – Sultan Indonesia YM. Upu Latu M.L. Benny Ahmad Samu Samu mengatakan saat ini banyak sekali kerancuan yang terjadi.
“Contohnya adalah orang Jawa menobatkan orang Sumatera atau Kalimantan sebagai raja, begitu juga sebaliknya. Kan nggak ada hubungan darahnya, jadi ini yang rancu,” katanya.
Dalam konvensi juga, menurut Raja dari Maluku ini, akan ada tiga pilar yang dibangun. Yaitu, menyepakati, membangun, dan menginvetarisasi seluruh adat, istiadat, dan kebudayaan Indonesia.
“Makanya, nanti, kami akan menerbitkan sebanyak 20 ribu buku penyetaraan atau standardisasi tentang adat istiadat nusantara, nantinya buku ini akan disebar ke seluruh Indonesia secara gratis,” ujarnya.(din)