TRANSINDONESIA.co, Timika : Penghentian operasional pesawat Merpati Nusantara sejak 29 Januari 2014 lalu sangat memengaruhi kelancaran penerbangan para penumpang di Timika ke berbagai rute tujuan.
Kepala Bidang Perhubungan Udara Dishubkominfo Mimika, John Rettob, di Timika, Senin (3/2/2014), mengemukakan, selama ini maskapai penerbangan Merpati Nusantara merupakan salah satu pilihan utama bagi warga Timika maupun warga di wilayah Papua pada umumnya untuk bepergian ke berbagai rute tujuan.
Khusus di wilayah Timika, Merpati Nusantara melayani penerbangan langsung ke Jayapura setiap hari dua kali dengan jumlah penumpang pada musim normal sekitar 120-an orang.
Rute lain yang juga dilayani pesawat Merpati yakni Timika-Makassar-Jakarta setiap hari dengan jumlah penumpang pada musim normal lebih dari 80-an orang. Selain itu, Merpati juga melayani penerbangan rute Timika-Sorong-Manado sekali seminggu.
John mengakui bahwa penghentian operasi pesawat Merpati sangat memengaruhi ketersediaan kursi pesawat bagi para calon penumpang di Timika. Apalagi maskapai yang melayani penerbangan ke wilayah ini tinggal dua yakni Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Denpasar-Timika-Jayapura pulang pergi setiap hari.
Selain itu maskapai Sriwijaya Air yang melayani rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura-Merauke pulang pergi setiap hari. Dampak langsung yang dihadapi warga Timika dengan terhentinya operasi pesawat Merpati yaitu harga tiket pesawat ke berbagai rute tujuan semakin melonjak.
Saat ini tiket untuk rute Timika-Makassar dijual pada kisaran Rp2,7 juta-Rp3 juta per orang. Menyikapi kondisi itu, John mengatakan jajaran Dishub akan berkoordinasi dengan pihak maskapai Garuda Indonesia untuk bisa menambah frekuensi penerbangan khususnya rute Timika-Jayapura dan rute Timika-Makassar selama maskapai Merpati Nusantara tidak beroperasi.
“Saat ini pesawat Garuda Indonesia melayani rute Jakarta-Makassar langsung Jayapura dan sebaliknya setiap hari. Kami berharap Garuda bisa menambah rute ke Timika dari Makassar dan sekembalinya dari Jayapura bisa singgah di Timika sebelum ke Makassar,” harap John.
Alternatif lainnya, demikian John Rettob, yaitu mendorong maskapai lain seperti Batik Air dan Lion Air membuka rute penerbangan ke Timika untuk mengisi rute yang ditinggalkan pesawat Merpati Nusantara. Kedua maskapai itu sudah lama mengajukan izin untuk membuka rute penerbangan ke Timika namun sampai saat ini belum direalisasikan mengingat masih terbatasnya persediaan avtur di Bandara Mozes Kilangin Timika.(ant/bs/kam)