Bhinneka Tunggal Ika Harga Mati!

Menghormati antar pemeluk agama dalam kehidupan yang serba pluralisme ini dengan tetap memegang teguh semboyang Bhinneka Tunggal Ika

Lamimi.[IST]
TRANSINDONESIA.CO – Selama ini, orang kebanyakan mungkin hanya sering mendengar istilah/jargon atau melihat tulisan “NKRI HARGA MATI”, padahal sebenarnya kalimat itu lahir dari perwujudan nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila.

Pancasila adalah, merupakan Dasar Negara Republik Indonesia, Burung Garuda adalah Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sedangkan Bhinneka Tunggal Ika merupakan  semboyan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Indonesia adalah negara yang berdaulat, dimana kedaulatan ini sepenuhnya ada di tangan rakyat, olehnya itu rakyat Indonesia benar-benar memiliki kedaulatan yang penuh, besar dan menyeluruh dalam menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini dapat terlihat pada pelaksanaan Pemilihan Umum setiap 5 tahun sekali.

Dalam hal menentukuan nasib sendiri, bangsa Indonesia yang tersebar dari daratan Pulau Weh di Kota Sabang Provinsi Aceh, sampai ke Merauke di daratan Provinsi Papua dan dari daratan Pulau Miangas di Provinsi Sulawesi Utara, sampai ke belahan selatan daratan Pulau Rote di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kesemuanya, memiliki beraneka macam suku bangsa, adat istiadat, agama, bahasa serta bentuk kearifan lokal lainnya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena sama-sama memiliki satu nasib, satu rasa, satu komitmen dan satu tekad yaitu bersama-sama mengalami nasih yang kelam pada masa penjaajahan serta kembali bersama berjuang untuk merebut kemerdekaan.

Olehnya itu dalam upaya mengisi kemerdekaan yang dengan susah payah direbut dari tangan penjajah, maka marilah kita segenap rakyat Indonesia untuk terus bersatu padu, bahu membahu, dan hormat menghormati antara sesama warga negara dan sesama anak bangsa dengan terus memelihara persatuan, menghargai perbedaan, menghormati antar pemeluk agama dalam kehidupan yang serba pluralisme ini dengan tetap memegang teguh semboyang Bhinneka Tunggal Ika, semoga Indonesia ke depan lebih maju dan sejahtera.

[Lamimi – Pengamat Kamnas]

Share