Pilkota Bandung, Kader Demokrat Pilih Jalur Independen

TRANSINDONESIA.CO, BANDUNG – Bakal calon Walikota Bandung, Dony Mulyana Kurnia, mengaku dirugikan Partai Demokrat yang selama ini menjadi rumah politiknya karena nidilainya sudah tidak proporsional dalam mengelola Pilkada.

“Diawali dengan ditendangnya saya dari arena konvensi, hanya karena alasan-alasan yang tidak masuk akal, sementara orang-orang luar partai dan kader karbitan didukung dan dielu-elukan. Bau busuk ini pun akhirnya terlihat dari hasil konvensi yang diajukan DPC dan penetapan calon oleh DPP, dengan orang yang berbeda,” papar Dony saat Deklarasi Pasukan DMK, di Gedung BKM, Jalan Burangrang, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu 11 Nopember 2017.

Kondisi yang tidak sehat ini kata Dony, serta desakan dan animo masyarakat yang menghendaki Wali Kota Bandung minimal punya kemampuan seperti Ridwan Kamil, maka dirinya berketetapan hati maju di jalur independen, karena pada intinya kepentingan masyarakat Kota Bandung, melebihi kepentingan partai.

Dony Mulyana Kurnia kader Partai Demokrat maju jalur independen pada Pilkot Bandung 2018.[IST]
“Insya Allah keputusan politik saya ini akan besar hikmahnya bagi pembelajaran politik berdemokrasi bagi massyarakat,” tegasnya.

Dony menjelaskan, visi-misinya adalah “Duriat Bandung Juara”, dengan program-program prioritas pembangunan berkelanjutan yang sudah dirintis Ridwan Kamil, seperti taman-taman tematik dengan target sasaran untuk peningkatan indeks kebahagiaan warga kota.

“Jika terpilih jadi walikota, akan saya lengkapi dengan mushola-mushola tematik, sehingga kebahagiaain itu menjadi lengkap dan seimbang lahir dan batinnya,” katanya.

Kalau Ridwan Kamil buat Bandros, Dony berniat akan membuat Bandung Tour on LRT (Bandrol), yaitu moda transportasi anti macet warga kota.

“Insya Allah akan terwujud, tidak seperti wacana monorel yang kemahalan. Kalau sudah terbangun moda transportasi Bandrol ini,  Kota Bandung betul-betul akan menjadi Parijs van Java, karena Kota Paris pun menggunakan LRT untuk moda transportasi anti macetnya. Selain itu, saya sudah punya konsep-konsep antisipasi macet, penanganan sampah, pasar becek, pembinaan dan penataan PKL, serta reformasi birokrasi dengan pembentukan Dewan Kota,” ujarnya.

Berbagai konsep yang disampaikan Dony cukup beralasan, apalagi untuk mewujudkan cita-cita seperti itu, dia memilih Ir. Yayat Rustandi. MS., Tr., untuk mendampinginya memimpin Kota Bandung.

“Kang Yayat adalah ahli perhubungan nomor wahid di Indonesia, dengan segudang pengalaman di PT. KAI,” pungkasnya

Sementara itu, Panglima DKM (Dony Mulyana Kurnia), Wawan Ruswan, SH., meyakini  bahwa pada Pilkada Wali Kota/Wakil Wali Kota Bandung 2018-2023, yang akan menjadi pemenang adalah dari jalur independen.

“Untuk Pilwalkot Bandung 2018-2023, kita akan buat sejarah, dengan memenangkan pasangan Ir. Dony Mulyana Kurnia-Ir. Yayat Rustandi, MS., Tr., sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota dari jalur independen,” tegas Abah Wawan –panggilan akrab Wawan Ruswan.

Keyakinan tersebut akan menjadi kenyataan, kata Abah Wawan, karena Pasukan DMK saat ini bekerja keras siang dan malam bergerak untuk mengumpulkan dukungan KTP dan tandatangan. Grup WA pun telah dibuat dengan 30 WAG Panser untuk pendukung di setiap kecamatan dan 151 WAG Kavaleri untuk pendukung di setiap kelurahan, dengan kisaran anggota setiap grup 30-70 orang, dan setiap hari berkembang terus jumlahnya. Setelah ditunjuk Panglima Pasukan DMK sebagai pucuk pimpinan, kemudian enam Kepala Daerah Pemilihan (Dapil), 30 Komandan Panser (tingkat kecamatan), 151 Komandan Kavaleri (tingkat kelurahan), dan akan terus berlanjut sampai dengan 1.561 Komandan Infantri (tingkat RW), dan 9.691 Komandan Skoci (Tingkat RT).

“Kami bekerja secara ikhlas dengan pendekatan silaturahmi. Alhamdulillah sampai hari ini sudah 60.000 lebih fotokopy KTP serta tandatangan terkumpul,” kata Abah Wawan.[REL]

Share
Leave a comment