Otak Pembunuh Sekeluarga di Medan Sempat Melawan Saat Diringkus di Riau

TRANSINDONESIA.CO – Andi Matalata alias Andi Lala,35 tahun, terduga otak pelaku pembunuhan sekeluarga di Medan disebut sempat melakukan perlawanan saat ditangkap. Dia ditangkap di sebuah rumah di jalan lintas Rengat-Tembilahan, tepatnya di desa Pekan Tua, Kempes, Indragiri Hilir, Riau, Sabtu 15 April 2017 subuh.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting, mengatakan tim gabungan Polda Sumut, Polda Riau dan Polres Indragiri Hulu telah mengetahui keberadaan Andi Lala pada Sabtu sekitar pukul 01.12 WIB.

“Tapi karena situasi medan tidak memungkinkan dikarenakan ada pesta di dekat rumah yang dicurigai ditinggali tersangka, penangkapan ditunda,” kata Rina di Medan, Sabtu 15 April 2017.

Pelaku Andi Lala alias Andi Matalata tersangka otak pelaku pembunuhan sekeluarga di Medan diringkus di Riau, Sabtu 15 April 2017.[IST]
Rina mengatakan, pada pukul 04:00, tim kembali mendatangi rumah yang sama dan langsung melakukan penggeledahan. Hasilnya, petugas menemukan Andi Lala sedang berada di dalam rumah tersebut. “Tersangka sempat melakukan perlawanan dan penyerangan terhadap petugas,” ujar dia.

Beruntung, petugas dapat segera meringkus Andi Lala dan mengendalikan keadaan. Saat ini, Rina mengatakan, tersangka masih diperiksa sebelum akhirnya dibawa ke Mapolda Sumut.

Andi Lala, warga Jalan Pembangunan II, Sekip, Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumut, ditangkap di Indragiri Hilir, Riau.

Dia diduga kuat merupakan otak pelaku pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga di Jalan Mangaan, Mabar, Medan Deli, Medan, Minggu 9 April 2017. Dua tersangka lain telah diringkus, yakni keponakan Andi Lala, Roni,21 tahun,  sebagai eksekutor ketiga korban anak-anak dan Andi Saputra,27 tahun, sebagai pengawas keadaan saat aksi berlangsung.

Kelima korban pembunuhan sadis tersebut, yakni pasangan suami istri Riyanto,40 tahun, dan Sri Ariyani,38 tahun, kedua anak mereka, Syifa Fadillah Hinaya atau Naya,14 tahun, dan Gilang Laksono,11 tahun, serta mertua Riyanto, Marni,60 tahun. Sementara putri bungsu Riyanto dan Yani, K,4 tahun, selamat dari pembantaian. Saat ini, kondisi balita malang yang sempat kritis itu terus membaik dan masih menjalani perawatan di rumah sakit.[ROL/DON]

Share
Leave a comment