5 Orang Lagi Tertimbun Longsor Nganjuk Masih Dicari

TRANSINDONESIA.CO – Bencana longsor kembali terjadi di wilayah Jawa Timur. Perbukitan dengan kemiringan cukup curam dan tanah gembur longsor di Dusun Dlopo Desa Kepel Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur pada Minggu 9 April 2017, pukul 14.00.

“Longsor terjadi pada kondisi cuaca tidak ada hujan, hanya mendung. Material longsor menuruni lereng menimbun warga yang sedang beraktivitas di ladang dan sawah di bagian bawah di pinggir sungai. Satu orang dipastikan tertimbun longsor yaitu Paidi (55) warga Dusun Njati Desa Blongko. Sedangkan 4 orang diduga tertimbun longsor yaitu Kodri (15 tahun, warga Dusun Sumber Bendo), Doni (23 tahu, warga Dusun Sumber Bendo), Dwi (17 tahun, warga  Dusun Sumber Bendo), dan Bayu (14 tahun, warga Dusun Sumber Bendo). BPBD Nganjuk masih melakukan pendataan di lokasi longsor mengingat keempat warga yang diduga tertimbun longsor tersebut berasal dari desa lain,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo, Purwo Nugroho, dalam siaran persnya yang diterima Transindonesia.co, Minggu 9 April 2017.

Pencarian korban longsor Ponorogo.[IST]
Material longsor menutup aliran sungai dengan ketinggian 10 meter sehingga membentuk bendung alami. Pada pukul 17.00 Wib, bendungan tersebut sudah terbuka sehingga aliran sungai kembali mengalir. Luas longsoran sekitar 3 hektar dengan tanaman cengkeh dan mangga di perbukitan.

Sebelumnya pada awal tahun 2015, di perbukitan Dusun Dlopo ini sudah terdeteksi adanya retakan selebar 5-10 centimeter dengan panjang 50 meter. Retakan tersebut makin meluas, dimana pada awal tahun 2016 mencapai lebar 20 centimeter dan panjang 200 meter. BPBD Kabupaten Nganjuk sudah memberitahukan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di lereng yang rawan longsor.

Pada Januari 2017 retakan bertambah menjadi lebar 30 centimeter dan panjang 300 meter. BPBD Nganjuk kembali memberikan peringatan kepada masyarakat. Selanjutnya pada Maret 2017 terjadi longsor kecil, masyarakat melaporkan kepada aparat desa yang kemudian disampaikan kepada BPBD Nganjuk.

“Untuk mengantisipasi kemungkinan longsor BPBD Nganjuk memasang rambu peringatan bahaya longsor. Pada Sabtu 8 April 2017, terjadi hujan deras di wilayah Nganjuk yang menyebabkan tanah makin jenuh air dan kondisi kohesi batuan makin lemah sehingga pada Minggu siang terjadi longsor. Di bagian lereng perbukitan tidak ada permukiman, yang ada sawah dan lading warga. Saat masyarakat melakukan aktivitas di lahan pertanian itulah kemudian terjadi longsor dan menimbun warga,” kata Sutopo.

Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban terus dilakukan oleh BPBD Nganjuk bersama TNI, Polri, relawan dan masyarakat. Kondisi medan sulit diakses. Alat berat tidak memungkinkan menjangkau lokasi karena jalan hanya selebar 40 centimeter. Komunikasi juga terkendala karena tidak ada sinyal handphone.

Sementara itu, Tim SAR Gabungan berhasil menemukan 1 jenasah korban longsor yang tertimbun pohon mahoni di Sektor A pada Minggu 9 April 2017, pukul 08.46.

Dengan demikian 4 korban meninggal telah ditemukan dan 24 orang masih hilang sejak bencana longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada 1 Aril 2017.

Sebanyak 1.250 personil tim SAR gabungan dan 11 alat berat terus mencari korban longsor. Namun pada Minggu pukul 11.55 Wib terjadi longsor susulan, dimana tanah bergerak dari sector A hingga sector D. Longsor menimbun 2 unit rumah warga, 1 unit mobil panther relawan, 1 unit mobil polisi, 1 unit excavator, 2 unit sepeda motor relawan, dan jalan akses menuju ke sector D tertutup longsor. Tidak ada korban jiwa. Kondisi ini menyebabkan pencarian korban dihentikan sementara dan akan dilanjutkan besok pagi.[SAF]

Share
Leave a comment