Motif

TRANSINDONESIA.CO – Beberapa teman kerap bertanya bahkan sedikit protes tentang keterlibatan saya pada setiap Aksi Bela Islam dan Aksi Bela Ulama yang digelar pasca Ahok menista Surat Al Maidah ayat 51..Mereka heran, sebagai Ketua KNPI Sumut seharusnya saya berdiri di tengah-tengah, netral, dan tidak malah ‘dianggap’ terus-menerus memprovokasi agar suasana semakin panas..

Tidak, tidak, tidak.. Apa yang saya lakukan bukanlah sebuah provokasi tapi lebih sebagai tanggung jawab dalam mencintai NKRI plus membela dan mempertahankan kehormatan Islam, agama yang saya anut di negeri ini.. Jangan ada kesadaran membela Islam itu sama artinya anti kebhinekaan, anti Pancasila bahkan anti NKRI.. Justru membela Islam adalah bagian dari upaya untuk tetap mempertahankan keutuhan NKRI.. Indonesia tanpa umat Islam bukanlah Indonesia.. Pendekatan historis dan juridis meneguhkan prinsip tersebut.. Sejarah mencatat, teriakan takbir ‘Allahu Akbar’ selalu bersahut-sahutan terdengar di setiap episode perjuangan kemerdekaan republik ini.. Tak pernah tercatat kalimat tersebut digunakan untuk membela penjajah Belanda ataupun Jepang.. Pun begitu dalam Pembukaan UUD 1945, kemerdekaan republik ini dikatakan pada kalimat pertamanya adalah atas berkat rahmat Allah..

Upaya membenturkan Islam dengan Indonesia adalah ahistoris dan berbahaya, karena mengancam keutuhan NKRI itu sendiri..Hanya komunis (PKI) yang selalu berupaya untuk itu..Ya, memang patut diduga bahwa gejala komunisme sedang mulai bangkit di negeri ini sangat terasa kuat dan sudah menyusup ke pusat kekuasaan republik ini..

Demo “Aksi Bela Islam II” minta pemerintah dan aparat penegak hukum memproses hukum dan mengadili Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Jumat 4 Nopember 2016. [SAF]
Demo “Aksi Bela Islam II” minta pemerintah dan aparat penegak hukum memproses hukum dan mengadili Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Jumat 4 Nopember 2016. [SAF]
Misalnya, sudah ada yang mulai berani memakai kaos palu arit, mengibarkan bendera PKI, simbol palu arit tercetak di logo uang rupiah, bahkan ada upaya untuk mendesak pemerintah agar meminta maaf kepada PKI, sekaligus upaya mencabut Tap MPRS pelarangan PKI bangkit di negeri ini..Pemerintah malah terkesan diam dan membela mereka..Sementara ada seorang santri mengibarkan bendera merah putih bertuliskan kalimat tauhid “La illa ha ilallah “, aparat kepolisian langsung menangkapnya.. Apakah kalimat tauhid itu lebih berbahaya dari simbol palu arit?.. Upaya mengkriminalisasi, mengancam, bahkan menghina ulama kita juga adalah modus yang kerap dilakukan PKI untuk memprovokasi agar umat Islam berbenturan dengan pemerintah..Jika komunis dan musuh-musuh Islam itu semakin berani dan kurang ajar dalam menista Islam, Al Quran, dan ulama, maka setiap muslim jauh lebih memiliki hak untuk membela agama dan ulamanya secara terang-terangan, tanpa ragu-ragu sedikitpun..

Saya tidak bisa membayangkan jika prilaku PKI itu dibiar-biarkan dan semakin meraja-lela..Anak-anak dan generasi masa depan kita terancam akidah dan keber-Islam-annya jika PKI dibiarkan menguasai negeri ini..Saya akan pertaruhkan segala jiwa raga agar kekhawatiran itu tidak terjadi..Apapun resikonya..

Selain motif normatif di atas, tentu alasan pribadi saya terlibat dalam setiap aksi Bela Islam adalah kewajiban saya sebagai seorang muslim yang harus saya pertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT di hari akhirat nanti..Saya tidak ingin berdiri kuyuh, tanpa bisa berjalan tegak, di hari penghisapan nanti karena dianggap diam dan tak perduli saat Islam, Al Quran, dan ulama dinista dengan terang benderang oleh Ahok-laknatullah.Jabatan saya sebagai Ketua KNPI Sumut tak akan membantu apapun saat dimintai pertanggung-jawaban di akhirat nanti..Malah bebannya semakin berat, karena setiap pemimpin harus dimintai pertanggung-jawaban berlebih atas yang lainnya..SK dan kop surat KNPI tak berlaku untuk meminta pengampunan dari siksa api neraka..

Motivasi personal lainnya atas sikap saya ini adalah sebagai upaya untuk terus menerus memperbaiki diri..Kehidupan yang saya jalani penuh liku bahkan sebelumnya banyak bergulat di kehidupan yang masih jauh dari nilai-nilai Islam..Saya banyak dosa..Aksi Bela Islam ini adalah momentum untuk memperbaiki diri..Jalan pulang untuk kembali pada kehidupan yang sesuai tuntunan agama..Memperbanyak lagi mengaji, mendisiplinkan amalan ibadah, dan menjauhi segala hal yang dilarang dalam ajaran Islam..

Hidup yang hanya sementara dan sekejap mata ini tak boleh lagi diisi dengan hiruk-pikuk aktivitas tidak baik..Setiap muslim sudah diberi pilihan dan panduan dalam mengarungi kehidupan yang fana ini..Hidup di dunia dengan penuh kemuliaan dan kehormatan, atau mati syahid dalam medan perjuangan..Aksi Bela Islam dan Aksi Bela Ulama adalah momentum yang tak boleh dilewatkan demi mendapatkan salah satu dari pilihan di atas..Dan saya akan menggenggam momentum itu dengan erat agar tak terlepas lagi..Apapun resikonya..

Insha Allah..

[Soegiat Santoso -Ketum KNPI Sumut]

Share
Leave a comment