Kepahlawanan Pasca Kemerdekaan

TRANSINDONESIA.CO – Pasca kemerdekaan perjuangan para pahlawan bangsa semakin berat. Mereka bukan lagi mengusir penjajah untuk memerdekakan bangsanya dari penjajahan melainkan m‎enghadapi bangsanya sendiri untuk merdeka dari kebodohan, kemiskinan, konflik-konflik internal, KKN, narkoba, kejahatan/kriminalitas dan berbagai hal yang dapat merusak kepercayaan internal maupun merusak citra bangsa di mata internasional.

Tantangan pasca kemerdekaan akan menghadapi masalah idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, keselamatan, pertahanan pada tingkat lokal, regional, nasional maupun global.

Berbagai tantangan tersebut dapat menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdampak luas bagi keberlangsungan bangsanya maupun bangsa-bangsa lainya.‎ Kemajuan teknologi, informasi, komunikasi +transportasi membuat dunia tanpa batas.

Bung Tomo.[IST]
Bung Tomo.[IST]
Di era digital dunia virtual akan menguasai dan mengendalikan dunia aktual. Berbagai sumber daya baru akan menjadi potensi-potensi konflik dlm perebutan pemberdayaan dan pendistribusianya.

Kecepatan perubahan yang begitu cepat akan menjadi tantangan baru bagi kehidupan sosial kemasyarakatan. Ketidaksiapan, ketidakmampuan, menimbulkan berbagai peluang/kesempatan terjadinya penyimpangan bahkan pendominasian yang berujung menjadi kejahatan yang kontra produktif.

Mengatasi permasalahan bangsa yang semakin kompleks diperlukan kemampuan untuk mencerdaskan, memanage, memodernisasi, mengatasi berbagai konflik dan perbedaan, membangun peradaban, hingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Secara perorangan, maupun kelompok telah lahir pahlawan-pahlawan yang dengan gigih berjuang mengatasi atau berupaya meminimalisir peluang-peluang terjadinya: kebodohan dan pembodohan, pengadudombaan, premanisme, KKN, konflik internal, pendominasian sumber daya secara inkonstitusional dan banyak hal lain yang menggerus keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Para pahlawan ini ada yang mendapat perhatian, peluang, dukungan dan tempat yang layak untuk melanjutkan perjuanganya, namun ada juga yang justru dianggap kontroversial yang keberadaanya justru dibully, disingkirkan, difitnah, dikriminalkan bahkan dibunuh hidup dan kehidupanya.

Kepahlawanan ditandai perjuangan yang panjang, sulit, berat bahkan harapan berhasipun hampir-hampir pupus. Kegigihanya, keberanianya, kerelaanya, ketekunanya dan ketulusanya yang membuat terus bertahan secara konsisten dan konsekuen.

Perjuangan para pahlawan pasca kemerdekaan tatkala diimplementasikan dapat dianggap sebagai: penghianat, perusak status quo, musuh kaum comfort zone, melawan penguasa, dan banyak label lainya dari pendiskriminasian hingga pengkriminalan.

Mereka memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukannya adalah demi bangsa, negara dan sesamanya. Memanusiakan, mencerdaskan, menyadarkan, memberdayakan, menjembatani, memotivasi, memberi solusi.

Gelar pahlawan, pengakuan, pujian akan perjuanganya bukanlah impian yang dicita-citakanya. Harapanya adalah bangsanya merdeka dari kebodohan, semakin manusiawi, sadar bahwa indonesia kaya raya dan mampu memberdayakanya, citra dan potensi bangsa menjadi kekuatan yang menginspirasi bagi bangsanya dan dunia, mampu menghadapi tantangan disegala tingkatan, masa depan yang cerah dan penuh harapan.

Seboyan yang menjadi mottonya: “Biarlah kami menderita dalam menyiapkan masa depan yang lebih baik bagi generasi-generasi yang akan datang”.‎

Merekalah kaum penerus yang sadar dan bertanggungjawab meneruskan pengorbanan dan perjuangan para pahlawan kusuma bangsa.‎Selamat Hari Pahlawan.[CDL10102016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment