Mewirausahakan Birokrasi, Memperbaiki Birokrasi Karatan

TRANSINDONESIA.CO – Ide mewirausahakan birokrasi sudah puluhan tahun lalu dilakukan bahkan sudah dibukukan oleh David Osborn. Mengapa birokrasi-birokrasi perlu mewirausahakan?

Tatkala birokrasi sebatas menunggu, reaktif, bekrja hanya menunggu anggaran yang ada,bisa dibayangkan betapa lambat dan betapa jauh dari yang namanya mampu memberikan pelayanan prima.

Mengapa demikian? Mind set dan kualitas kirnerja para birokratnya menunggu, takut-takut menjadi apatis /masa bodoh, bagi yang berani akan ngutak atik anggaran, sumber daya yang ada dibiarkan terbengkalai, kewenangan bisa disalah digunakan untk diskresi aktif (memeras) atau diskresi pasif (terima suap/bermain dengan hal-hal ilegal).

Ilustrasi
Ilustrasi

Birokrasi yang demikian kerjanya datar-datar saja, bahkan akan menjadi perlambatan bagi kemajuan dan pensejahteraan kehidupan berbangsa maupunbernegara. Core position dan core competitionya semakin jauh dari yang ideal/semestinya.

Energi internal diobok-obok, ide-ide kreatif tdk digunakan, bahkan dimatikan takut karena tidak mau/tidak mampu memperjuangkanya. Pemimpin itu sumber energi dan sumber inspirasi, motivasi dan mampu memperbaiki, meninkatkan bhkan memperbaharui.

Birokrasi bagai mesin karatan sarat dengan roda-roda yang usang dan gigi-gogi yang sudah aus, patah, hilang, ererakannya lambat bahkan di sana sini harus diberi pelumas (suap bahkan memeras).

Energi-energi yang ada tidak lagi berdaya dengan segenap belenggu-belenggu aturan yang sarat dengan rekayasa dan sekedar memenuhi supervisial, seremonial.

Mewirausahakan birokrasi, menjadi suatu translantasi, energi baru pemanfaatan potensi bagi tumbuh dan berkembangnya gigi-gigi dan roda-roda birokrasi yang semakin cepat dan mampu memberikan pelayanan prima.[CDL05092016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment