Kluruk dan Wadah Sosial

TRANSINDONESIA.CO – Manusia sebagai mahkluk sosial akan cenderung berkelompok, menyatu atau bergabung dengan orang-orang yang sejenis, sepaham, seide, sepemikiran, sesama hobby dan sebagainya.

Kelompok-kelompok ini akan menjadi saudara baru dalam hidupnya. Kelompok formasl bisa dikatakan sebagai organisasi, institusi, birokrasi. Adapun yang informal bisa menjadi genk, group, krooni dan sebagainy.

Kelompok formal ada yang memimpin secara de jure and de facto menjadu tokoh sentralnya, demikian halnya dalam kelompok. Hubungan patron – klien akan saling mempengaruhi, saling mendukung satu dengan lainya dalam ikatan emosional, fungsional, sosial bahkan secara idiologis.

Ilustrasi
Ilustrasi

Di dalam kelompok-kelompok ini akan menunjukkan jati dirinya. Sadar atau tidak sadar akan menunjukkan keberadaanya untuk dapat dilihat, diakui, dihormati bahkan hingga ditakuti. Dalam analogi menunjukkan jati dirinya dapat digambarkan sebagai ayam berkokok (kluruk).

Ayam jantan tatkala mengusai sesuatu, mendapatkan sesuatu akan berkokok. Di dalam kelompok formal, kluruk dari orang-orang yang menonjol dapat dilihat dengan berdasar SOP atau dengan pendekatan impersonal.

Sebaliknya pada wadah-wadah yang informal kluruknya di lihat dari pendekatan personal. Siapa disayang patron dialah yg menonjol. Dia pula yang akan menjadi paling keras kluruknya.

Dalam wadah sosial ini sebenarnya juga bisa menjadi bagian dari civil society untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tatkala dilakukan dengan prinsip-prinsip demokrasi.

Untuk mewujudkan supremasi hukum, memberikan jaminan dan perlindungan HAM, transparansi, akuntabilitas, dan berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat serta ada pengawasan dan pembatasan kewenangan.

Sebaliknya tatkala wadah-wadah sosial ini dikelola secara preman, maka kluruknya akan menunjukkan “sopo siro sopo ingsun” siapa kamu dan siapa saya) dengan penedekatan saling menekan, mengancam dan adu kekuatan.

Saat di atas kluruknya keras, ketika tiada daya berlari sambil berteriak keok … keok …. keok … collingdown bagai orong-orang dikurung dalam tempurung.[CDL-27062016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment