Penderita HIV/AID di Kupang 1.000 Orang

TRANSINDONESIA.CO – Masyarakat Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), diminta lebih mewaspadai meluasnya penularan penyakit HIV/AIDS, karena jumlah penderitanya hingga kini tercatat 1000 orang, termasuk sepasang suami-istri yang teridentifikasi.

Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT Welem Foni ketika ditemui Antara, Senin (9/5/2016), mengaku prihatin dengan semakin melonjaknya jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Kupang dan didominasi kelompok usia yang masih muda usia.

“Ini sangat memrihatinkan, karena berbagai upaya penyuluhan untuk mengantisipasi penularan HIV/AIDS selalu dilakukan pihak pemerintah tetapi penderita kian bertambah terus tetapi kita tidak putus atas akan terus dilakukan penyadaran terhadap warga Kota Kupang,” tegasnya.

Ilustrasi
Ilustrasi

Dia mengungkapkan kelompok penderita HIV/AIDS di Kota Kupang lebih banyak didominiasi usia produktif, bahkan terdapat sepasang suami-istri yang sudah positif menderita AIDS.

“Beruntung anak-anak mereka sehat-sehat semua. Kami terus memantau kondisi suami istri ini. Setelah mendapat penanganan medis secara teratur sehingga kondisi kesehatan mereka sudah semakin membaik,” jelas Foni.

Tingginya penderita HIV/ AIDS di Kota Kupang, kata Welem Foni, tidak terlepas dari prilaku hubungan sex bebas dan pengunaan narkoba serta kebiasaan meneguk miras yang memicu penggunaan narkoba.

Untuk mengantispasi hal itu, lanjutnya, sangat penting memperkuat pendidikan tentang berbagai aspek dalam lingkungan keluarga, sehingga anak-anak tidak mudah terjerumus dalam hal-hal negatif seperti sex bebas, narkoba dan minuman-minuman beralkohol yang bisa menimbulkan kerusakan mental khususnya bagi generasi muda NTT.

Dia mengatakan pihaknya sangat mendukung terhadap upaya dari beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kota Kupang yang tidak pernah kenal lelah mendampingi kliennya.

“Saya salut terhadap beberapa lembaga swadaya masyarakat lokal di Kota Kupang yang tidak pernah lelah mendampingi para penderita HIV/AIDS. Kami akan dukung kalau kerja LSM seperti ini, atas pendekatan pekerja LSM itu sehingga ada yang mulai sembuh,” ujarnya.

Dengan pendekatan yang humanis terhadap korban, katanya, dapat membangun semangat hidup penderita yang mengidap HIV/AIDS untuk tidak lagi terjerumus dalam hal-hal yang negatif.[Ant/Sun]

Share
Leave a comment