Serangan DBD di Sukabumi, 3 Meninggal dari 842 Kasus

TRANSINDONESIA.CO – Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak Januari hingga Maret 2016 mengungkapkan 842 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), tiga diantranya meninggal dunia

“Dari jumlah tersebut, 373 positif DBD dan 469 kasus masih suspect DBD dan tiga orang di antaranya meninggal dunia,” kata Wakil Supervisor DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Joppy JR di Sukabumi, kemaren.

Menurutnya, tiga warga yang meninggal dunia tersebut penyebab utamanya bukan DBD, tetapi ada penyakit penyerta lainnya yang merupakan dua warga Kecamatan Cicurug dan satu lagi Kecamatan Nagrak.

Ilustrasi
Ilustrasi

Mereka yang meninggal dunia tersebut diduga telat mendapatkan pengobatan sehingga setelah masuk rumah sakit kondisi pasien DBD itu sudah dalam kondisi kritis ditambah ada panyakit penyerta lainnya sehingga nyawanya tidak bisa diselamatkan.

Kasusnya penyebaran penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini hingga sekarang jumlahnya masih tinggi. Bahkan pekan terakhir April sudah ada lapiran 14 kasus DBD yang dua diantaranya suspect.

Data tersebut didapat dari rumah sakit dan puskesmas dan tidak menutup kemungkinan ada pasien lainnya yang belum terdata.

“Kami masih terus berkoordinasi dengan seluruh pihak khususnya rumah sakit dan puskesmas mengenai data jumlah kasus DBD, karena ada beberapa warga yang dirawat di rumah,” katanya.

Joppy mengatakan, dari hasil pemetaan yang dilakukan pihaknya ada sekitar 10 kecamatan yang masuk dalam daerah endemis DBD yang diantaranya Kecamatan Cicurug, Cibadak, Palabuhanratu, Gunungguruh, Sukalarang, Cisaat, Cikembar, Sukaraja, Sukabumi dan Parungkuda.

Ke-10 kecamatan itu, hampir setiap tahunnya ditemukan kasus DBD dengan jumlah kasus yang cukup tinggi. Selain itu, daerah itu menjadi endemis karena penduduknya cukup padat ditambah pada musim hujan ini banyak genangan air yang dijadikan sarang oleh nyamuk.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Rika Mutiara menambahkan, untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti tidak hanya bisa dilakukan dengan cara pengasapan saja atau fogging, tetapi harus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Peran serta masyarata sangat penting untuk meminimalkan penyebaran DBD ini. “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bisa mencegah penyebaran penyakit ini dan jangan lupa harus melakukan progam 3M+,” katanya.[Ant/Sap]

Share
Leave a comment