Modernisasi Birokrasi: Kalau Bisa Mesin Kenapa Harus Manusia

TRANSINDONESIA.CO – Di era digital, pekerjaan-pekerjaan yang bisa dikerjakan mesin, mungkin tidak akan dikerjakan manusia. Hasil lebih cepat, tepat dan kualitasnyapun lebih sempurna.

Pekerjaan-pekerjaan manusia yang tidak tergantikan mesin adalah pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan hubungan dari hati ke hati dalam membangun relasi satu sama lain. Membangun relasipun bisa dibantu atau diback up mesin/teknologi.

Kekuatan dalam memanage birokrasipun selain kepemimpinan yang menjadi penjuru akan juga dilandasi teknologi dan sistem manajemen yang unggul.

Ilustrasi
Ilustrasi

Kerelaan mengalihkan atau menggunakan teknologi tidak sesederhana yang direncanakan atau di design. Para mafia birokrasi, yang didukung para kaum mapan dan kaum di zona nyaman.

Mereka ketakutan tatkala diterapkan system-sistem terhubung, khawatir previlage dan lahan-lahannya menjadi menyusut bahkan menghilang. Keengganan karena ketakutan diungkapkan dengan berbagai alasan kemanusiaan yang dijadikan benteng pertahanannya. Sikap inilah yang menghambat tumbuh dan berkembangnya teknologi dan modernisasi birokrasi.

Salah satu unsur revolusi mental adalah modernitas. Dengan memodernisasi akan meminimalisir berbagai peluang untuk menyimpang bahkan bisa dikatakan akan terkontrol secara sistematis.

Dalam memodernisasi birokrasi diperlukan pemimpin yang waras dan cerdas untuk menyadarkan dan meyakinkan kaum-kaum mapan dan kaum di zona nyaman.

Kewarasannya ditunjukan adanya kesedaran, tanggung jawab akan amanah kewenangan untuk meningkatkan kualitas hidup. Kecerdasannya ditunjukan pemikiran dan semangat visionernya yang mampu mengimbangi hingga melampaui dinamika perubahan-perubahan yang begitu cepat.[CDL-07032016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment