Titik Panas Sumatera Meningkat jadi 68 Titik

TRANSINDONESIA.CO – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyebut titik panas di Sumatera meningkat menjadi 68 titik tersebar pada enam provinsi dari sebelumnya 58 titik.

Dari pantauan sensor modis terpasang di satelit Terra dan Aqua, hari ini terdapat 68 titik panas atau titik merupakan tertinggi sepanjang pekan ini, kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Minggu (28/2/2016).

Slamet menjelaskan enam puluhan lebih titik panas tersebut tersebar di Riau sebanyak 28 titik dan merupakan wilayah konsentrasi titik panas Sumatera dan diikuti Sumatera Utara terpantau 17 titik.

Lalu di Bengkulu terdapat sembilan titik panas, Nanggroe Aceh Darussalam sebanyak tujuh, Sumatera Barat enam titik dan terakhir Provinsi Kepulauan Riau terpantau satu titik panas.

Kebakaran hutan.(dok)
Kebakaran hutan.(dok)

Ke-28 titik panas di Riau terdapat pada empat daerah dari 12 kabupaten/kota seperti Bengkalis 19 titik, lalu Pelalawan terpantau lima hot spot, Siak sebanyak tiga titik dan Indragiri Hilir satu titik panas.

“Tingkat confidence (kepercayaan) di atas 70 persen atau pertanda titik api terdapat di Bengkalis 18 titik dengan wilayah Bukit Batu dan Mandau, lalu Pelalawan 4 titik berada di wilayah Kuala Kampar dan Indragiri Hilir 1 titik,” ucap dia.

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin pekan ini mengatakan keberadaan titik panas di Provinsi Riau terus mengalami tren meningkat, terutama pada wilayah yang berada di pesisir atau Selatan “Wilayah pesisir Selatan di Riau cenderung memasuki musim kemarau lebih cepat dibandingkan dengan wilayah Utara. Kami setiap hari terus tingkatkan koordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Riau demi antisipasi hal terburuk,” katanya.

Komando Resort Militer (Korem) Wirabima sebelumnya telah memetakan, 163 desa dari total 1.800 lebih jumlah desa/kelurahan di Riau rentan terhadap bahaya kebakaran lahan dan hutan menyusul musim kemarau tahun ini.

“Desa di kita ada 164 yang merupakan daerah rawan terbakar. 164 desa dari total 1.880 lebih desa,” papar Komandan Korem 031/Wirabima, Brigjen TNI Nurendi.

Nurendi mengatakan sampai saat ini baru 20 desa di tiga kabupaten yakni Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti atau berada sepanjang Sungai Kampar mendapat perhatian dalam hal pencegahan oleh produsen kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper.

Masih terdapat 144 desa lagi, perlu diperhatikan secara bersama terutama warga tempatan, kepolisian resort, aparat TNI distrik militer setempat serta pemerintah daerah kabupaten/kota di Riau,” katanya.[Ant/Ful]

Share
Leave a comment