Burung Pemakan Bangkai Agen Mata-Mata Israel di Lepas

TRANSINDONESIA.CO – Seekor burung pemakan bangkai yang ditahan Libanon karena diduga mata-mata Israel telah dilepaskan setelah pasukan penjaga perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa turun tangan, kata sejumlah pejabat Israel.

Burung dengan rentang sayap selebar 1,9 meter itu terbang dari Cagar Alam Gamla di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel dan melintasi wilayah Libanon.

Oleh sejumlah warga desa di Libanon, burung itu ditangkap. Mereka curiga lantaran terdapat perangkat pemancar GPS pada ekor unggas tersebut. Lalu, pada kaki burung ada cincin logam berukir dengan tulisan ‘Tel Aviv Univ Israel’.

Kabar mengenai penangkapan burung pemakan bangkai itu marak di media sosial dan diliput sejumlah media Libanon. Hal ini sampai ke telinga para pejabat perlindungan satwa Israel dan mereka pun mengontak pemerintah Libanon serta pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Dalam operasi yang melibatkan pemerintah Libanon dan bantuan dari pasukan PBB dan unit pembantu PBB, Otorita Taman dan Alam Israel mampu mengembalikan burung pemakan bangkai yang ditangkap beberapa hari lalu oleh warga Desa Bin Jbeil, Libanon,” sebut pernyataan resmi pemerintah Israel.

Burung pemakan bangkai yang ditangkap warga Libanon karena diduga agen mata-mata Israel.[Gty]
Burung pemakan bangkai yang ditangkap warga Libanon karena diduga agen mata-mata Israel.[Gty]
Pejabat perlindungan satwa Israel mengaku burung tersebut dibawa dari Spanyol tahun lalu dan dilepasliarkan sebulan lalu di Cagar Alam Gamla. Universitas Tel Aviv membantu meneliti perilaku burung itu dengan memasang peranti pelacak pada ekornya.

Media Libanon melaporkan bahwa warga desa melepaskan burung itu setelah jelas bahwa Israel tidak memanfaatkannya sebagai mata-mata. Hanya saja, setelah dibebaskan, burung itu kini dalam kondisi lemah dan harus dirawat karena mengalami cedera ringan.

Penangkapan burung pemakan bangkai yang diduga agen mata-mata Israel bukan pertama kali terjadi. Pada 2011 lalu, Arab Saudi menangkap spesies serupa, yang juga mengenakan perangkat pelacak dari Universitas Tel Aviv, di Kota Hyaal. Hal ini memicu rumor adanya ‘plot Zionis’ yang kemudian ditepis para pejabat Israel.[Bbc/Nik]

Share
Leave a comment