15 Desa di Tulungagung Kritis Air

Kekeringan landa sebagian wilayah dibagian Timur dan tengah Indonesia.(ist)
Kekeringan landa sebagian wilayah dibagian Timur dan tengah Indonesia.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Musim kemarau panjang mengakibatkan sedikitnya 15 desa di lima kecamatan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengalami kritis air akibat badai El Nino.

“Data kekeringan ini kami himpun berdasarkan jumlah desa yang mengajukan permintaan pasokan air bersih ke kami,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Suroto di Tulungagung, kemaren.

Ia merinci, dari 15 desa yang teridentifikasi mengalami kekeringan itu hampir semua berstatus kering kritis. Hanya sebagian kecil desa yang menurutnya kering-langka, yang ditentukan berdasaran jarak tempuh yang harus dilalui warga untuk mendapat akses air bersih dari sumber yang masih tersisa.

“Jarak sumber air antara 3-5 kilometer kami identifikasi sebagai daerah kering langka, jika sudah di atas lima kilometer disebut kering kritis. Sebab jarak tempuh warga untuk mendapat air biasanya sangat jauh dan medan yang sulit,” ujarnya.

Lima kecamatan yang terdapat desa-desa terdampak kekeringan itu masing-masing adalah Tanggunggunung, Pucanglaban, Besuki, Rejotangan, serta Kalidawir.

Kecamatan Tanggunggunung dan Pucanglaban menjadi penyumbang daerah kekeringan terbanyak dengan jumlah masing-masing empat dan lima desa sekaligus. Sementara Kecamatan Besuki dua desa, Rejotangan satu desa, dan Kalidawir ada tiga desa yang kesulitan air bersih.

“Kami sudah salurkan air bersih secara bergiliran dengan volume tiap hari sekitar 12 ribu liter,” ujarnya.(Ant/Ats)

Share
Leave a comment