Fakta Cinta Menurut Ilmuwan

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Cinta adalah salah satu misteri terbesar dalam kehidupan. Karena perasaan ini orang bisa merasa bahagia atau sedih luar biasa. Tak heran kalau kemudian lantas jadi begitu banyak orang membahas tentang arti cinta dan pengaruhnya dalam hidup, termasuk para ilmuwan.

Melansir Sofeminine, berikut ini adalah bukti ilmiah tentang arti cinta dan pengaruhnya dalam hidup yang patut Anda ketahui.

Cinta dan benci beda tipis

Kalimat ini seringkali menjadi lelucon ketika Anda sedang membenci seseorang. Nyatanya menurut ilmuwan, sirkuit saraf di otak yang bertanggung jawab pada kebencian juga berfungsi untuk perasaan romantis. Ini artinya cinta dan benci memang tak terpisah jauh.

Cinta membuat ‘buta’

Bukan dalam arti harfiah. Cinta hanya menekan aktivitas di daerah otak yang mengontrol pikiran secara kritis. Ketika orang sedang jatuh cinta ada perubahan aktivitas di otak yang menekan penilaian negatif menjadi positif. Jadi jangan heran kalau tiba-tiba sahabat berkencan dengan pria yang, menurut Anda, tidak pantas untuknya.

Cinta membuat orang mudah cemburu

Menurut ilmuwan evolusi, kecemburuan antara pria dan wanita sudah ada sejak lama. Awalnya hal ini disebabkan karena kekhawatiran laki-laki untuk dikhianati, dan kekhawatiran wanita untuk diabaikan secara material. Sayangnya, para ilmuwan yang sama berpikir bahwa manusia aslinya tidak memiliki kemampuan untuk bermonogami.

Cinta membuat bodoh

Menurut hasil pindai otak yang diambil oleh para ilmuwa, daerah otak yang penting untuk penilaian yang dikenal sebagai korteks frontal menutup ketika orang sedang jatuh cinta. Para ilmuwan menggunakan scanner MRI dan menemukan korteks frontal menutup ketika seseorang ditunjukkan gambar orang yang sedang membuatnya jatuh cinta. Mungkin inilah yang membuat orang yang sedang jatuh cinta kadang melakukan hal yang tak masuk akal.

Cinta sepanjang masa itu tak ada

Jangan tertipu dengan lagu-lagu dan novel-novel romantis. Menurut Psikolog Barbara Fredrickson, cinta bukanlah sesuatu yang kekal karena cinta sebenarnya hanyalah gabungan dari momen-momen kecil yang beresonansi positif. Jadi, ketika momen-momen kecil ini hilang, atau efeknya berakhir, begitu juga rasa cinta Anda.

Namun, bukan berarti Anda akan tiba-tiba terbangun di suatu pagi dan membenci pasangan yang sedang tidur di samping Anda. Menurut Fredrickson, rasa nyaman dan aman yang biasanya tercipta dari suatu hubungan yang sudah berlangsung lama bisa bertahan seumur hidup. Jadi, kesempatan untuk hidup bahagia selamanya bersama pasangan masih tetap ada, namun tidak dengan rasa cinta menggebu yang Anda rasakan dulu.(Nuk)

Share
Leave a comment