Panglima Dihadapan 2.283 Prajurit, Permildas Harus Melekat

Panglima TNI Jenderal Moeldoko beri pengarahan 2.283 prajurit di Lapangan Mako Group dua Kopassus Kandang Menjangan Karto Suro.(ist)
Panglima TNI Jenderal Moeldoko beri pengarahan 2.283 prajurit di Lapangan Mako Group dua Kopassus Kandang Menjangan Karto Suro.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Panglima TNI Jenderal Moeldoko didampingi Wakasad Letjen TNI M. Munir memberikan pengarahan didepan 2.283 Prajurit TNI (TNI AD, AU) serta PNS TNI dan anggota Dharma Pertiwi yang berada di wilayah Garnisun Solo dan Jogjakarta, di Lapangan Mako Group dua Kopassus Kandang Menjangan Karto Suro, Kamis (11/6/2015).

Dalam pengarahannya Panglima TNI menyampaikan tujuan berkeliling ke sejumlah satuan di daerah adalah untuk mengetahui masalah apa yang ada pada prajurit. “Seorang pemimpin harus paham tentang permasalahan prajuritnya, karena itu merupakan ajaran dalam prinsip kepemimpinan”, ujar Panglima TNI.

Saya sebagai Panglima TNI dan staf mengucapkan terima kasih, rasa hormat dan bangga kepada seluruh prajurit karena saat ini TNI menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki kinerja tertinggi. Berbagai lembaga survey nasional menilai bahwa TNI memiliki kinerja yang sangat baik. Hal ini perlu saya sampaikan, karena ini adalah buah karya dari para prajurit TNI dan bukan buah karya Panglima TNI.

“Kekuatan seorang pemimpin terletak pada bawahannya, kekuatan seorang Panglima TNI ada pada prajuritnya. TNI hebat bukan karena Panglimanya tetapi karena semua prajurit yang memiliki dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab yang sangat tinggi kepada negara dan organisasi serta keluarganya,” kata Moeldoko.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, bahwa setelah beberapa kali melaksanakan kunjungan ke satuan-satuan, saya melihat prajurit TNI dari dekat terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi dan harus diluruskan.

Pertama, berkaitan dengan Peraturan Militer Dasar (Permildas) yang membedakan antara TNI dengan satgas-satgas yang berpakain doreng segala macam adalah karena TNI memiliki Permildas. Kalau prajurit TNI mengabaikan terkait dengan Permildas sesungguhnya prajurit TNI tidak berbeda dengan satgas tersebut. Seorang prajurit harus memiliki keunggulan dibidang disiplin dan itu tidak boleh ditawar lagi.

Permildas harus melekat dalam jiwa prajurit karena prajurit dipercaya oleh rakyat untuk memegang senjata dalam menghadapi musuh. Karena apabila prajurit TNI tidak disiplin maka akan menjadi gerombolan dan itu tidak boleh.

Untuk itulah Panglima TNI segera mengambil langkah-langkah berupa penataran Permildas untuk segera dilaksanakan dan saya sudah minta kepada Kodiklat TNI AD untuk segera mengambil inisiatif. Unsur pimpinan mulai dari Bintara dan Perwira jangan mengabaikan Permildas, budayakan untuk menegur bawahan, kalau memang perlu bawahan kamu untuk ditegur maka harus ditegur dan jangan ragu-ragu.

Saya sebagai Panglima TNI masih suka menegur kalau melihat seorang prajurit yang hormatnya tidak benar, maka saya akan berhenti untuk menegur dan saya akan beri contoh dia bagaimana hormat yang benar.

Tidak boleh ditoleransi sedikit pun karena kalau masalah Permildas di toleransi maka nantinya prajurit kamu akan menganggap apa yang dilakukan itu adalah benar. Kebiasaan yang salah dan berkembang secara terus menerus sama saja dengan pohon yang tumbuh dan mulai miring dan tidak segera diluruskan maka pohon tersebut akan keras dan susah untuk diluruskan.

Permildas tidak pernah mengenal wilayah penugasan baik di satuan tempur, satuan administrasi dan satuan pendidikan tidak ada bedanya. Lima menit menjelang prajurit yang akan pensiun maka Permildas akan tetap melekat.

Kedua, saya ingatkan bahwa dalam jiwa prajurit yang profesional mengalir tanggung jawab sosial. Saat ini TNI tidak lagi memasuki dwi fungsi, namun sudah masuk multi fungsi dan sepanjang TNI dibutuhkan tenaganya untuk keselamatan rakyat, maka prajurit TNI akan berikan sepenuhnya dan bahkan nyawa akan kita berikan untuk kepentingan bangsa dan Negara.

Untuk itu, TNI tidak perlu ragu-ragu dalam melakukan segala kegiatan yang positif seperti Kopassus dalam membersihkan Sungai Ciliwung. TNI tidak boleh diam ketika lingkungannya sedang menghadapi kesulitan. Saya berterima kasih kepada seluruh prajurit TNI, karena telah memiliki naluri yang tinggi dan peka dalam mengatasi lingkungannya.

Ketiga, lingkungan pergaulan saat ini sungguh berbahaya mulai dari narkoba, prostitusi dan lainnya sungguh berada ditengah tengah kita, maka saya berharap kepada ibu-ibu istri prajurit agar memperhatikan anak-anaknya dengan baik, perhatikan gizinya, pendidikannya dan ikuti perkembangannya dari waktu ke waktu.

“Kalian tidak ada gunanya memiliki suami dengan pangkat bintang akan tetapi anak kita berantakan, maka semua itu tidak ada gunanya. Hanya dengan pendidikan seseorang itu bisa merubah nasibnya dan merubah nasib masa depan anak-anak. Bukan karena harta benda kita bisa merubah nasib seseorang tapi hanya dengan pendidikan kita bisa merubah masa depan kita. TNI melalui Dharma Pertiwi juga telah mengalokasikan dana untuk anak anak prajurit TNI yang berprestasi. Kita harus mau berusaha dengan keras untuk dapat merubah nasib anak-anak kita,” katanya.(syaf)

Share
Leave a comment