Ini 12 Perempuan Lokal dan Mancanegara Tanggulangi Sampah Gili Trawangan

Pantai Gili Trawangan, NTB.(dok)
Pantai Gili Trawangan, NTB.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama dengan enam perempuan asal Indonesia dan enam perempuan dari berbagai negara yang tergabung dalam “women in action” akan bekerja sama menanggulangi sampah di kawasan wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara.

Hal ini diutarakan istri Duta Besar India untuk Indonesia Neeru Singh yang juga merupakan salah satu penggagas “6×6 women in action” saat bertemu Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi di Mataram, Selasa (16/6/2015).

“Kami memutuskan untuk mengadopsi enam perempuan Indonesia pembawa perubahan, yang berkarya terhadap hal-hal berbeda, namun dalam melakukan perkerjaan tersebut mereka membawa perubahan yang fantastis,” kata Neeru.

Dia menuturkan, salah satu perempuan Indonesia yang membawa perubahan dan juga ikut hadir dalam audiensi dengan gubernur tersebut adalah Febrianti Khairunnisa.

Febri merupakan salah satu dari enam perempuan Indonesia asal Pulau Lombok yang meningkatkan partisipasi perempuan dalam perekonomian dan melawan kerusakan lingkungan.

Di Lombok, Febri mendirikan Bank Sampah sebagai solusi menanggulangi masalah sampah, sekaligus untuk memperdayakan perempuan setempat.

Menurut dia, pihaknya memiliki perhatian yang besar pada kondisi sampah yang ada Gili Trawangan saat ini. Pasalnya, dari hasil penelitian yang dilakukannya di Gili Trawangan, kondisi sampah di pulau itu sudah memprihatinkan, sehingga harus ada langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi permasalaham tersebut.

Dari data yang diperoleh Febri dan rekan-rekannya, total sampah pada saat “low season” di Gili Trawangan bisa mencapai angka kurang lebih 17.718 kilogram per hari. Angka tersebut akan semakin meningkat pada “high season” atau musim liburan yang bisa mencapai 20 ribu kilogram.

“Gili trawangan adalah salah satu pulau yang indah. Untuk itu pulau ini harus dijaga dan dilestarikan demi generasi masa depan,” kata Neeru.

Selain itu, istri Dubes India ini meminta bantuan dan dukungan Gubernur NTB untuk keberhasilan program yang akan dijalankan tersebut. Salah satunya, penyiapan lahan dari pemerintah untuk lokasi pengolahan sampah.

Pihaknya juga meminta bantuan perahu sebagai alat transportasi sampah, termasuk regulasi dari pemerintah daerah bagi hotel dan restoran yang ada di Gili Trawangan agar mereka memisahkan mana yang merupakan sampah organik dan yang bukan.

“Kami membutuhkan lahan dari pemerintah untuk memisahkan sampah-sampah, sehingga bisa membuat pupuk kompos untuk ditanami sayuran organik dari pupuk kompos yang kami hasilkan,” ujarnya.

Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi memberi respons positif atas pelaksanaan program tersebut, dan berjanji akan memberikan dukungan dan bantuan semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan sampah di Gili Trawangan. Karena, apa yang disampaikan oleh istri Dubes India itu juga merupakan salah satu prioritas pemerintah daerah.

“Kita menyadari bahwa Gili Trawangan adalah pulau yang sangat istimewa, terlebih lagi jumlah wisatawan ke tempat itu semakin banyak dari waktu ke waktu. Kedatangan para wisatawan ke Gili Trawangan, tentunya dengan membawa sampah. Itu sebabnya pengelolaan sampah sangat penting bagi kami pemerintah daerah untuk mengatasinya,” katanya.(ant/sun)

Share
Leave a comment