Harapan dan Perjuangan Adalah Pengorbanan

Ilustrasi menuju harapan
Ilustrasi menuju harapan

TRANSINDONESIA.CO – “Sajroning turu aku ngimpi yen urip iku kabungahan, sajroning tangi aku meningi yen urip iku kuwajiban. Jroning tandang kuwajiban akumeningi kabungahan”

Puisi Rabindranath Tagore itu memberikan signal bahwa hidup merupakan kebahagiaan yang merupakan harapan bagi yang hidup, kebahagiaan merupakan hasil dari kewajiban yang merupakan suatu perjuangan (kerja keras).

Puisi tadisejalan dengan “harapan perlu diperjuangkan, perjuangan adalah pengorbanan”.

Sepenggal kalimat kampanye pencalonan preseiden Joko Widodo merupakan sebuah stimuli dan peringatan bagi kita semua bahwa, hidup adalah harapan.

Harapan tidak dating dengan sendirinya namun harus diperjuangkan dan perjuangan merupakan pengorbanan.

Pemimpin pembawa harapan, kehidupan, simbol perjuangan dan dialah yang harus berani dan rela berkorban.

Ketulusan hati dan kejujuran adalah karakter pembawa harapan. Tulus untuk berjuang dan rela berkorban demi kemajuan, peningkatan kualitas hidup rakyat serta jujur, tidak membohongi rakyat.

Pemimpin adalah role model yang berkarakter dan menjadi ikon perubahan, simbol perjuangan, pembawa harapan menjadi kenyataan.

Tatkala sang pemimpin kotor, penuh dengan kepentingan, tukang rekayasa, produk hutang budi, produk titipan atau pesanan kelompok kepentingan, track record yang menjadi simbol uang, maka cepat atau lambat penyakitnya akan kumat dan sudah dapat dipastikan tidak jujur dan membohongi rakyat.

Mereka ibarat menjadi pemimpin keluar modal, setelah berkuasa ingin mengembalikan modal. Golongan-golongan ini adalah kaum gila jabatan, haus akan kekuasaan dan penuh dengan keserakahan.

Tentu saja dalam memimpin akan menyalahgunakan yang dampaknya kesusahan, penderitaan bagi banyak orang.

Pemimpin, memimpin kerja keras untuk mencapai tujuan mewujudkan harapan. Pemimpinpun rela berkorban untuk membersihkan dari penyusup-penyusup yang merupakan kutu-kutu yang haus dan gila kekuasaan atau jabatan, agar kepemimpinan menjadi sehat kuat dan tetap menjadi idola di hati rakyat.(CDL-Jkt210415)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment