Proxy War: Isu Militan dan Bergelombang?

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Revolusi Prancis terjadi saat ulang tahun ke 70, revolusi Amerika ada pada angka 70, apakah Indonesia akan digoyang juga dengan angka HUT ke 70?

Dengan berbagai maslah sosial yang berkaitan dengan tata kehidupan sosial menjadi isu yang seakan-akan menunjukan ketidak amanan dan ketidak nyamanan hidup di masyarkat.

Konflik-konflik kepentingan yang dihembuskan dengan nada-nada kebencian, provokasi mulai bergulir dari jalanan sampai parlemen.

Inikah tanda pengerahan massa yang akan menjadi power pemicu chaos? Atau inikah tanda virus menyebar dan para anti virus siap turun tangan?

Sebagai anak bangsa, kita harus peka, sadar, peduli dan mau berbela rasa menyelamatkan bangsaa ini daro penjarahan dan keserakahan para dalang yang kita sendiri tidak bisa melihat apalagi menangkap.

Korban pastilah raakyat yang lemah, miskin dan terpinggirkan. Mereka yang di adu, dihajar dan dijarah harkat martabatnya. Demi penguasaan sumber daya, kedudukan kekuasaan dan penguasaan.

Militan dan bergelombng sebagai isu yang dihembuskan untuk saling menyerang saling menghancurkan harus dilawaan tidak dengan kebencian tetapi dengan peka, peduli dan sadar.

Militan dan bergelombang untuk anti kekerasan, anti serang menyerang dan dengan bersatu sebagai anak bangsa yang tahan uji serta tahan buli.

Menggelorakan inisiatif anti korupsi dalam birokrasi yang tidak rasional memang bagai mengajarkan kewarasan di rumah sakit jiwa. Siapa saja yang menyaurakan akan dianggap gila.

Dalam konteks ini dibutuhkan nyali tinggi dan nekad siap mati. Hampir disemua lini jaringan kekuatanya dan sudah diyakini sebagai kebenaran walau sebenarnya adalah pameran ketololan.

Sang naga dalam kata-katanya dianggap sebagai sabda dan menjadi pusaka oleh pengikut-pengikutnya.

Apa yang mesti dilakukan menghadapi seperti ini? Mungkinkah melawan naga sendirian? Bisakah hanya dengam berdoa menanti turunya ratu adil sang satria piningit?

Tentu semua ini tidak mungkin tatkala nyali tidak ada, namun harus diyakini bahwa di dunia ini hanya satu yang tidak mungkin yaitu, orang makan kepalanya sendiri.

Nyali ini bukan berarti berani konyol namun, keberanian membangun sistem. Memang tidak sekali teriak maka perubahan terjadilah.

Melainkan harus melalui proses panjang berat, berliku dan banyak kendala untuk menggagalkan. Sistem yang hendaknya dibangun untuk dapat mengkritik tetapi tidak membuat marah dan mampu mengajak berubah.

Dan memang harus menjadi suatu gerakan moral sebagai wujud revolusi mental. Sistem-sistem online akan menyatukan, memadukan sehingga mampu berfungsi untuk memberikan pelayanan-pelayanan yang cepat, tepat, akurat, transparan, akun tabel, informatif dan mudah diakses.

Membangun sistem harus menjadi core value dan merupakan soft power yang mampu menambal tanggul-tanggul bocor, peluang KKN dan memangkas tentakel-tentakel sang naga dari hulu sampai hilir.

Inisiatif anti korupsi dimulai dari membangun konsep, menyiapkan pemimpin yang transformatif, SDM yang berkarakter, pembangunan sistem, dan implementasinya di dalam pelayanan-pelayanan publik.

Nyali membangun sistem inilah yang semestinya digelorakan untuk menyadarkan, membangkitkan dan memberdayakan inisiatif anti korupsi sekaligus mematikan sang naga dan para mafia birokrasi.(CDL-jkt160315)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment