Duh, Bupati Taput Aniaya Cewek Dikamar Hotel

Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan.(ist)
Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Sesuai janji Kapolresta Medan, akhirnya penyidik memeriksa Bupati Tapanuli Utara (Taput), Nikson Nababan, terkait dugaan penganiayaan seorang cewek di kamar hotel Novotel Soechi, Medan.

Tapi kini polisi bingung melanjutkan perkara itu, lantaran pelapor yang juga korban menghilang bak ditelan bumi.

Hal itu seperti diamini Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram. “Kasusnya sudah kita lakukan pemeriksaan,” ungkap kepada wartawan, Senin (29/12/2014) sore.

Dijelaskan Wahyu Bram, Bupati Taput, Nikson Nababan sudah menjalani pemeriksaan dan dimintai keterangan terkait laporan pengaduan korbannya, Wid.

“Bupati diperiksa sebagai saksi dan Bupati tak mengakui,” beber Wahyu kembali.

Wahyu menuturkan, pihaknya saat ini masih kebingungan atas keberadaan pelapor dan masih mencari tempat tinggalnya. “Kita bingung karena alamat korbannya, kita tak tahu dimana,” bebernya.

Terhadap Bupati Taput Nikson Nababan, diterangkan Wahyu, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan pada pekan lalu. “Untuk pemeriksaan saksi-saksi, sudah kita lakukan juga,” akunya.

Terkait pemeriksaan terakhir itu, Wahyu Bram mengaku tak ada keterangan saksi yang mendukung tuduhan tersebut.

“Penjelasan para saksi dalam berkas pemeriksaan, tak ada yang mendukung. Kita masih kebingungan dan masih mencari keberadaan alamat pelapor hingga sekarang,” ujarnya lagi.

Informasi yang berhasil diperoleh, kasus tersebut kembali diproses setelah disurati oleh LSM Gerakan Rakyat Azas Keadilan (Gerak) pada tanggal 7 Desember 2014 ke Polsekta Medan Kota.

Sebelumnya, laporan korban, Wid sudah diterima Polsek Medan Kota, dengan tertanda Surat Tanda Bukti Laporan Polisi, Nomor : LP/1860/K/XI/2013/SU/POLRESTA MEDAN/Sektor Medan Kota, berikut dilampirkan foto-foto Wid usai diduga disiksa Nikson Nababan, yang tak lain Bupati Taput, di Hotel Soechi, Lantai VIII, Kamar 804, Jalan Cirebon, Medan, pada tanggal 20 November 2013 silam.

Kasus tersebut sebelumnya memang ditangani oleh Polsekta Medan Kota. Namun, sesuai instruksi dari Polda Sumut, selanjutnya perkara itu dilimpahkan ke Sat Reskrim Polresta Medan.

Sementara informasi diperoleh, akibat penganiayaan itu, Wid mengalami luka memar di kuping, pipi dan leher. Wid mengaku, bersembunyi di suatu tempat agar terhindar dari ancaman pembunuhan yang sempat dialamatkan kepada dirinya.

Kasus tersebut diduga berbau skandal asmara Nikson Nababan. Namun, Bupati Taput tidak terlalu peduli dengan isu murahan dan masalah aksi itu. Hal itu seperti disebutkan Kuasa Hukum Bupati Taput, Roder Nababan SH yang dihubungi Posmetro Medan (Grup JPNN beberapa waktu lalu.

“Dia (Nikson Nababan, red) tidak mau menghabiskan energi dengan hal-hal yang tidak perlu. Nikson lebih konsen kepada pekerjaan sebagai kepala daerah. Karena sangat banyak yang perlu dibenahi dalam membangun Taput. Lebih bagus energi ditumpahkan beliau untuk membangun Taput daripada menanggapi isu yang dikondisikan seperti itu,” katanya meneruskan ucapan Nikson.

Masih dilanjutkannya, perkara itu semua fitnah dan ditunggangi oleh orang-orang yang tidak menginginkan Taput melakukan perubahan dan pembenahan ke arah yang lebih baik

“Masyarakat Taput tidak resah dengan isu itu. Yang ada, masyarakat taput justru resah karena yang membuat dan mengangkat isu itu bukan orang Taput. Marilah berfikir dengan akal sehat,” ucap Roder.(jpnn/don)

Share
Leave a comment