Warga Australia Sumbang Dana Untk ISIS Ditangkap

Militan ISIS melakukan parade kemenangan di kota Raqqa, Suriah.(rts)
Militan ISIS melakukan parade kemenangan di kota Raqqa, Suriah.(rts)

TRANSINDONESIA.CO – Polisi Australia telah menangkap penduduk Melbourne, Hassan El Sabsabi, 23 tahun, saat memberikan 12.000 dolar AS kepada seorang warga negara Amerika Serikat yang berjuang untuk Negara Islam (IS) di Suriah, kata laporan Guardian.

El Sabsabi ditangkap di Seabrook, satu pinggiran kota Melbourne, selama penggerebekan polisi Selasa pagi yang dilakukan oleh pasukan gabungan Polisi Victoria dan Polisi Federal Australia (AFP) di lima kota pinggiran Melbourne, kata Business Insider Australia.

“Seorang pria berusia 23 tahun dari Seabrook akan dituduh dengan sengaja memberikan dana yang tersedia untuk organization teroris,” kata Neil Gaughan, Asisten Komisari AFP, seperti dikutip Business Insider Australia.

Gaughan mengatakan kepada media bahwa tujuh surat perintah penggeledahan dikeluarkan dan lebih dari 100 petugas polisi terlibat dalam operasi itu. Penggerebekan tersebut dilakukan setelah penyelidikan panjang selama delapan bulan, dimulai setelah agen FBI menghubungi pihak berwenang Australia, menurut laporan Guardian.

“Kami telah bertindak lebih awal hari ini karena kami berpandangan bahwa dana tersebut hendak ditransfer,” kata Gaughan.

“Kami sangat sadar bahwa untuk berpartisipasi dalam pertempuran di luar negeri, dana diperlukan. Menyediakan dana sama dengan tindakan pidana sebagaimana benar-benar bepergian untuk berpartisipasi, dan kami akan menggunakan semua sumber daya kami untuk memotong suplai dana untuk teroris,” kata Asisten Komisaris AFP menambahkan, seperti dikutip Guardian.

Banyak pejuang asing telah bergabung dengan militan IS, yang juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) yang kini menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah. Para pejabat intelijen AS memperkirakan sebanyak 15.000 dari 80 negara yang berbeda saat ini berjuang bersama IS di Timur Tengah, demikian dilaporkan New York Times.(ant/fen)

Share
Leave a comment