Akan Muncul Keseimbangan Baru di Asia Pasifik

Presiden SBY menyampaikan sambutan penerimaan memimpin GGGI, di Markas PBB, New York, AS, Selasa (23/9/2014) sore.(pri)
Presiden SBY menyampaikan sambutan penerimaan memimpin GGGI, di Markas PBB, New York, AS, Selasa (23/9/2014) sore.(pri)

TRANSINDONESIA.CO – Peta geopolitik di Kawasan Asia Pasifik seperti menuju arah yang membingungkan. Dari timur muncul India, Cina, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan ASEAN yang masuk dalam komunitas global. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakin pada suatu saat akan ada titik temu menuju keseimbangan baru.

“Saya menyebut titik pertemuan ini sebagai kesetimbangan dinamis. Ini adalah keadaan di mana tidak ada kekuatan yang paling berpengaruh,” kata Presiden SBY dalam kuliah umum di hadapan sivitas akademika Universitas George Washington (UGW), Amerika Serikat, Jumat (26/9/2014) pagi waktu setempat atau malam di Indonesia.

Dalam kuliahnya yang bertajuk ‘Kemanan dan Resolusi Konflik’ tersebut, Presiden menegaskan bahwa negara-negara yang mengedepankan soft power akan memenangkan persaingan ketimbang mereka yang menggunakan hard power. Sebuah keadaan di mana negara-negara kreatif menemukan cara untuk mendapatkan semacam keseimbangan, dan menghindari ketegangan strategis dan konflik baru yang di masa lalu ditandai tabrakan geostrategis.

Persaingan dan kompetisi tetap ada, tetapi juga ada ikatan dan saling ketergantungan serta kerja sama yang kuat. Tidak ada satu pun kekuatan yang bisa tegak denga mendasarkan diri pada permusuhan.

“Ini adalah suatu kondisi dimana negara bekerja sama untuk mengembangkan strategi yang saling menguntungkan, selalu mencari solusi dalam masalah, selalu mencari kesempatan dalam krisis, selalu bersedia untuk berpikir secara berbeda dan mengambil risiko bagi perdamaian,” Presiden SBY menegaskan.

Kuliah umum ini dibuka dengan pengantar dari Presiden UGW Steven Knapp. Hadir sekitar 100 undangan yang merupakan perwakilan dari Pemerintah AS, korps diplomatik, dan kalangan akademisi.

UGW merupakan salah satu perguruan tinggi ternama di AS. Berdiri pada tahun 1821, UGM diilhami oleh visi George Washington untuk memiliki sebuah institusi di Ibukota AS yang mendidik para calon pemimpin dunia. Saat ini, UGW merupakan institusi pendidikan tertinggi terbesar di DC dengan lebih dari 20 ribu mahasiswa dari 130 negara.

Seusai memberi kuliah umum di UGW, Presiden SBY dan Ibu Ani beserta delegasi menuju Maryland untuk meresmikan Pusat Asosiasi Islam Indonesia di Amerika atau Indonesian Muslim Association in America (Imaam) Center. (pri/sof)

Share
Leave a comment