32 Tokoh Pers Menulis tentang SBY

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.(dok)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Bagaimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di mata para jurnalis dan insan pers? Simaklah pendapat mereka dalam buku SBY dan Kebebasan Pers: Testimoni Komunitas Media. Buku tersebut diluncurkan bersamaan dengan acara silahturahmi pers nasional di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (5/9/2014) malam. Presiden SBY dan Ibu Ani menghadiri acara ini.

“Sesungguhnya kami takut meluncurkan buku ini, takut buku ini jelek. Susah menulis buku tentang presiden, karena tokoh ini tulisannya jauh lebih jurnalistik,” ujar Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono ketika mengantarkan acara.

Apapun itu, Margiono senang SBY, yang bakal mengakhiri pemerintahannya dalam 45 hari ke depan hadir dalam acara ini bersama Ibu Ani. “Saya bersyukur wajah bapak dan ibu segar menjelang pensiun. Lebih cerah dari biasanya,” kata Margiono.

Buku yang diniatkan berisi pikiran dan pendapat apa adanya tentang SBY ini akhirnya memilih 32 tokoh pers untuk menuliskannya. Siapa diminta menulis pun, kata Margiono, juga sulit. “Kami ingin 32 orang saja yang kira-kira bisa merepresentasikan itu,” ia menambahkan.

Pemimpin Redaksi Media Indonesia Usman Kansong dalam testimoninya menyatakan bahwa kebebasan pers di masa Presiden SBY makin terasa.

“Kebebasan makin ada ketika yang dikritisi makin terbuka. Kami dapat wawancara eksklusif dengan bapak dan dapat melontarkan pertanyaan kritis. Ini hal yang luar biasa untuk kami, jadi tidak ada alasan untuk tidak memuji. Saya ucapkan terima kasih pada Presiden SBY yang membuka diri pada komunitas pers.” Begitu Usman Kasong.

Presiden SBY sendiri dalam sambutannya menyampaikam tanpa kritik yang diterima selama 10 tahun ini, belum tentu ia bisa bertahan dalam memimpin negeri ini. Pemimpin yang cenderung untuk molak kebebasan pers dan hanya menerima yang serba baik sama saja seperti menyimpan bom waktu. “Karena pemimpin bersangkutan bisa terlena seolah-olah semua suka dan mendukung, dan bisa tergoda menyalahgunakan kekuasaan,” SBY mengingatkan.

Oleh karena itu SBY berterima kasih kepada pers yang telah membantu memimpin negeri ini dengan kritik. “Terima kasih atas testimoni yang diberikan. Saya dengar dengan seksama,” ujar SBY.

Dengan menekal tombon sirine, secara resmi Presiden SBY menyerahkan buku kepada perwakilan pemerintah daerah Kepulauan Riau M.Sani, Tomi Winata sebagai wirausaha, dan Komarudin Hidayat selaku akademisi.

Hadir pula pada kesempatan ini Menko Perekonomian Chairul Tanjung dan Menkominfo Tifatul Sembiring.(pri/sof)

Share
Leave a comment