Duh, Anak Dibawah umur Korban Eksekusi Lahan di NTB

siksa anak panti

TRANSINDONESIA.CO – Eksekusi lahan yang dilakukan oleh pihak kepolisian pada 19 Juli 2014 lalu, di kawasan Duduk, Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tengga Barat (NTB), meninggalkan kecemasan terhadap warga setempat karena seorang anak dibawah umur menjadi korban penembakan gas air mata.

“Anak saya masih berumur enam tahun mengalami penyakit mata berkelanjutan sejak terkena gas air mata yang dilakukan kepolisian saat terjadi eksekusi lahan itu,” kata Orang Tua korban Junaidi di Batu Layar, Jumat (1/8/2014).

Sebelum terjadi benturan, ia menjelaskan, saya bersama warga lainnya mencoba menghalau anggota kepolisian, hal itu dilakukan agar aparat dapat menunda proses eksekusi lahan tersebut.

“Tak lama kemudian, pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah kami, dan terjadi benturan mengakibatkan anak saya terjatuh, karena saat itu posisinya tepat berada di belakang saya,” katanya.

Junaidi ditangkap saat proses eksekusi lahan tersebut karena menghalau aparat, yang kemudian dibawa oleh pihak kepolisian untuk diamankan.

Anak Junaidi yang berumur enam tahun bernama Muhammad Izul Bayan itu, saat ini masih menggunakan pelindung mata.”Sejak kejadian itu, dia harus memakai kecamata untuk melindungi dari cahaya sinar, karena kalau dilepas air matanya selalu keluar,” katanya.

Dari hasil pengamatan, hingga saat ini mata korban masih membengkak dan harus tetap menggunakan kacamata hitam apabila hendak beraktifitas.”Sampai saat ini belum juga sembuh, kata dokter matanya mengalami infeksi,” katanya.

“Kami mengharapkan kepada pemerintah agar memberikan bantuan biaya penyembuhan untuk anak saya,” katanya.

Tidak hanya itu, kata dia, ia memohon kepada pemerintah untuk memperhatikan nasib masyarakat ditempatnya, karena hingga saat ini puluhan warga masih terlantar tidak memiliki tempat tinggal yang layak akibat eksekusi lahan tersebut.

Terkait hal itu, Mantan Wakil Bupati Lombok Barat H Izzul Islam mengatakan, jika ada persoalan yang menyangkut hubungan sosial di masyarakat, seharusnya pemerintah lebih bijaksana dalam mengambil langkah penyelesaiannya.

“Sebenarnya mediasi dengan warga adalah langkah yang lebih tepat dalam menyelesaikan persoalan seperti ini,” katanya.(ant/sun)

Share
Leave a comment