Pertamina Gorontalo Utara Terancam Musim Kemarau

pertaminaDepot pertamina.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Musim kemarau yang sedang melanda sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mengancam aktivitas pertanian warga setempat.

Salah seorang petani dari Desa Dambalo, Kecamatan Tomilito, Gegi Puluhulawa, Kamis (31/7/2014), mengaku belum akan membuka areal pertanian miliknya yang biasa ditanami jagung dan singkong, karena wilayah tersebut masih dilanda panas dan berangin.

“Saya khawatir, tanaman tidak akan tumbuh maksimal apalagi rata-rata petani jagung hanya berharap pada sumber air hujan,” ujarnya.

Disamping itu, tanah yang akan mereka garap masih sangat kering sehingga membutuhkan tenaga maupun modal yang cukup besar untuk membajaknya.

Gegi mengaku, biasanya menanam cabai rawit sebagai tanaman pengganti jagung maupun padi ladang, namun saat ini ia masih enggan melakukannya sebab khawatir merugi seperti petani cabai lainnya.

Sementara itu, pengumpul jagung di kecamatan tersebut, Haris Tuina mengaku jika produksi jagung saat ini sangat minim.

Selain petani jagung mulai berkurang, faktor cuaca yang sangat panas mempengaruhi gairah tanam petani.

“Maklum saja, petani di daerah ini boleh dikata cukup manja dalam melakukan aktivitasnya, apalagi di musim panas dipastikan mereka sangat kesulitan menanam,” ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Simon Bilontalo, petani dari Desa Milango, yang mengaku belum akan menanam padi sawahnya, akibat cuaca yang sangat panas bahkan sekitar dua bulan terakhir belum sekalipun hujan turun.

“Saya baru akan melakukan pembibitan padi jika musim hujan tiba, diperkirakan awal September nanti,” kata Simon.

Mengingat irigasi satu-satunya yang ada di ujung Desa Bubode, belum dapat mensuplai air dengan baik di areal persawahannya, apalgi sungai di wilayah tersebut sangat kering.

Sehingga meski dipaksakan menggunakan alat bantu pengisap air, Simon mengaku tetap kesulitan mendapatkan air untuk areal persawahannya apalagi.(ant/jei)

Share
Leave a comment