Penyakit Malaria Tinggi di Papua

nyamuk tebarkan Chikungunya

TRANSINDOENSIA.CO – Dinas Kesehatan Papua mengakui hingga kini kasus penyakit malaria masih tinggi di daerah itu, bahkan 24 persen masih tergolong tinggi.

“Papua penyumbang malaria tertinggi di Indonesia. Dengan demikian Papua mendapat prioritas kelambu malaria untuk pencegahan malaria,” ujar kepala bidang AIDS, tuber colosis dan malaria (ATM) Dinkes Papua, dr. Ni Nyoman Sriantar di Nabire, kemaren.

Kategori malaria di Papua belakangan ini sekitar 24 persen lebih masih tergolong tinggi. Papua dan Papua barat belum dieliminasi malarianya.

Sudah 334 kabupaten dan kota di tanah air yang sudah dieliminasi atau sudah tidak ada malaria, termasuk Bali. “Jadi kalau ada orang Bali dari Papua masuk ke Bali lalu terkena malaria berarti dia bawa malarianya dari Papua, parasitnya malaria terbawa,” katanya.

Dia mencontohkan, semisal Kabupaten Dogiyai bebas malaria berarti setiap orang yang masuk ke daerah itu disurvei dengan begitu, malarianya bisa dicegah.

“Guna mendorong pencegahan malaria, masyarakat diharapkan membiasakan diri memeriksa malaria ke dokter,” ujarnya.

Menjaga kebersihan lingkungan rumah agar terhindar dari jentik-jentik nyamuk. “Lingkungan rumah tidak boleh dibiarkan kotor karena nyamuk akan bersarang,” ujarnya.

Ia menambahkan, masyarakat juga harus terbiasa menggunakan kelambu anti malaria. “Tidak boleh biasakan diri tanpa menggunakan kelambu,” katanya.

Wilayah yang malarianya masih tinggi di Indonesia adalah Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara.(ant/kum)

Share
Leave a comment