Densusu 88 Buru Teroris di Sumbawa

TerorisDensus 88 buru para teroris.(dok)

 

TRANSINDOENSIA.CO – Detasemen Khusus 88 masih memburu sejumlah anggota terduga teroris yang diperkirakan bersembunyi di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

“Betul, tim Densus sekarang masih di lapangan. Cuma tidak berada di lokasi kejadian penangkapan yang terjadi kemarin (Sabtu, 19/7). Diduga terduga teroris lainnya lari ke lokasi lain,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) AKBP Muhammad Suryo, di Mataram, Minggu (20/7/2014).

Sebelumnya, kata dia, dua orang terduga teroris sudah ditangkap di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, pada Sabtu (17/6/2014), sekitar pukul 10.00 Wita, masing-masing AH alias Rafi alias Memet dan AS bin Ibrahim alias Jaho.

AH diketahui berasal dari Kota Bima, sedangkan AS dari Kabupaten Sumbawa Barat.

Keduanya ditangkap ketika mengisi bensin di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Alas Barat.

Ketika tim Densus 88 hendak melakukan penangkapan kedua terduga teroris itu melakukan perlawanan dengan mengeluarkan senjata api jenis revolper, akibatnya aparat mengambil tindakan tegas dengan menembak AS.

Kapolda NTB, kata Suryo, belum berani memastikan berapa jumlah rekan dari dua terduga teroris yang sudah diamankan tersebut karena anggota masih melakukan pengejaran.

“Kami belum berani memastikan berapa orang yang masih diburu, yang jelas anggota sedang melakukan pendalaman di lapangan. Mudahan dalam waktu tidak terlalu lama semuanya terungkap,” katanya.

Dia menambahkan, kedua terduga teroris itu merupakan target operasi (TO) Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena diduga terlibat perampokan Kantor Pos Parung pada Februari 2013, dalam rangka menghimpun fa’i.

Selain itu, mereka juga diduga terlibat perampokan di BRI Jekerto Grobongan, bersama jaringannya pada Maret 2013, dengan tujuan menghimpun fa’i.

“Keduanya masuk dalam TO Mabes Polri karena terlibat sejumlah kasus perampokan di sejumlah wilayah dalam rangka menghimpun fa’i,” ujarnya.

Dalam pemahaman Islam, fai adalah segala harta kekayaan orang-orang kafir yang dikuasai oleh kaum muslimin tanpa peperangan.

Mengenai lokasi penahanan dua terduga teroris yang sudah ditangkap, Suryo, mengaku belum bisa memastikan apakah dibawa langsung ke Mabes Polri atau ke Polda lainnya.

“Tidak ada di Polda NTB, mungkin dibawa ke Mabes atau bisa juga ke Polda lainnya karena terkait dengan beberapa kasus perampokan yang melibatkan kedua tersangka,” katanya.(ant/sun)

Share
Leave a comment