Banyak Pasien Rumah Sakit Ditembak Mati di Ranjangnya

Kelaparan di Jewa Timika MemprihatinkanMasih banyak rakyat kelaparan.(ist)

 

TRANSINDONESIA.CO –  Kekerasan yang terjadi dalam perang saudara di Sudan Selatan termasuk pembunuhan yang dilakukan terhadap para pasien di rumah sakit, menjadi catatan kriminal terburuk selama puluhan tahun, sekaligus merupakan bentuk penghinaan terhadap “martabat manusia”.

“Konflik terja berkali-kali dengan kekerasan yang mengerikan termasuk penyerangan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Raphael Gorgeu, kepala tim dokter Medecins Sans Frontieres (MSF) di Sudan Selatan, seperti dikutip AFP.

“Para pasien ditembak di atas ranjang, sementara peralatan kedokteran dibakar dan dirusak. Ini merupakan perusakan terparah dan mempertaruhkan ratusan ribu manusia yang terputus dari pelayanan kesehatan.”

Ribuan orang terbunuh dalam koflik di negara termuda di dunia ini. Sementara 1,5 juta orang lainnya terpaksa mengungsi sejak pecah perang pada pertengahan Desember.

“Melawan orang-orang yang sedang berada di rumah sakit dan merusak fasilitas kedokteran merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan prinsip dasar kemanusiaan, serta menghina martabat manusia,”kata MSF dalam sebuah laporan setelah mempelajari keadaan selama lebih dari enam bulan.

MSF, yang sudah lama dan terkenal berkarya di arena peperangan yang keras di seluruh penjuru dunia mengatakan bahwa keadaannya makin memburuk. Bahkan kondisi ini lebih buruk bila dibanding dua dasawarsa masa perang yang membawa kemerdekaan bagi Sudan Selatan dari Sudan tiga tahun yang lalu.

“Melalui perjalanan sejarah selama 30 tahun di negeri itu, MSF dan lembaga kemanusiaan serta penyedia pelayanan kesehatan yang lain, berulangkali menyaksikan kekerasan terhadap pegawai, pasien, kendaraan dan fasilitas kesehatan,”kata tim MSF.

Sebanyak 58 orang telah dibunuh di empat rumah sakit. Beberapa lembaga sosial menyebutkan kemungkinan bahaya kelaparan apalagi penyakit kolera menjalar dengan korban meninggal lebih dari 50 orang.

Pertempuran antara pasukan Presiden Salva Kiir dan pasukan yang setia terhadap pemimpin gerilyawan Riek Machar telah dikenal dengan kekejamannya mengakibatkan kelaparan.(lp/fen)

Share
Leave a comment