2 Capres Pilihan Rakyat, Gak Perlu Rusuh

prabowo-jokowi-debat-capres-putaran-ketigaCapres Prabowo Subianto dan Jiko Widodo saat debat capres.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, menilai antusias dan energi masyarakat begitu tinggi terserap selama dua bulan terakhir menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Saat ini, menurutnya, justru masyarakat tengah berada di titik lelah setelah banyak hal yang dikorbankan hingga terjadinya konflik antarkeluarga dan antarteman demi membela capres yang diusungnya.

“Banyak keluarga yang konflik, banyak pertemanan yang bubar karena upaya saling dukung, dan sekarang sudah berada pada tahap rekonsiliasi,” jelasnya di Depok, Minggu (20/7/2014).

Devie menilai justru masyarakat saat ini sudah jauh lebih dewasa. Sedangkan dia menyesalkan sikap para elite politik yang justru cendeung menggiring masyarakat dalam kekalutan.

“Yang dikhawatirkan justru para elitenya yang menggiring masyarakat dengan pernyataan-pernyataan di media, di sosmed, bahwa kalau enggak menang mereka keluarkan argumen yang justru di copy paste atau diimitasi masyarakatnya,” jelas dosen Vokasi UI ini.

Devie meminta para elite yang terdidik untuk menunjukan sikap yang lebih bijak, dan mengeluarkan argumen yang menyejukan. Devie menyebutkan bahwa terlalu besar pengorbanan yang akan terjadi jika konflik sosial harus pecah.

“Bukan hanya sekedar pengerahan massa, tetapi harus menunjukkan sikap lebih bijak, yang menang jangan berlebihan dan yang kalah harus legowo, tak ada yang benar-benar kalah kok kebetulan saja yang menang jumlahnya lebih besar, keduanya sama-sama dipilih rakyat. Terlalu besar yang dikorbankan jika kita mengulang drama kerusuhan 1998, perekonomian hancur, pariwisata, dan kita tak ada yang siap menghadapi itu,” tutup Devie.(ok/saf)

Share
Leave a comment