Polisi Mimika Razia Sajam

senjata api disitaSenjata api dan senjata tajam yang pernah disita oleh Polda Papua.(dok)

 

TRANSINDONESIA.CO – Kepolisian Resor Mimika, Papua, meningkatkan kegiatan razia senjata tajam (sajam) di sejumlah titik di Kota Timika menyikapi terjadinya sejumlah peristiwa pembunuhan akhir-akhir ini.

Waka Polres Mimika Komisaris Polisi Wirasto Adi Nugroho di Timika, Selasa, mengatakan pada kegiatan razia yang dilakukan, Senin (16/6/2014), polisi menyita belasan senjata tajam berupa busur dan anak panah, parang, serta pisau yang dibawa warga.

“Razia yang dilakukan di beberapa titik di Kota Timika bertujuan menciptakan situasi yang kondusif. Apabila masih ada warga yang membawa senjata tajam di muka umum maka akan diproses sesuai UU Darurat Nomor 12 tahun 1951,” kata Wirasto.

Ia mengemukakan senjata tajam seperti busur serta anak panah tidak bisa dibawa seenaknya di jalanan umum karena bisa memicu salah paham dengan warga yang lain. “Apalagi warga yang bermukim di Timika bukan hanya berasal dari suku-suku pegunungan Papua, tetapi dari berbagai macam suku,” katanya.

Tindakan tegas aparat untuk merazia senjata tajam di Timika mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat setempat.

Mantan Ketua DPRD Mimika Andreas Anggaibak meminta Polri dibantu TNI harus dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat Mimika, khusus di Kota Timika.

Andreas mengaku prihatin karena akhir-akhir ini ada begitu banyak kasus pembunuhan sadistis dan terkesan misterius yang terjadi di Timika. Namun anehnya, para pelaku kejahatan itu belum ada yang tertangkap dan diproses.

“Polri dan TNI harus menghentikan tindakan-tindakan kejahatan seperti itu. Kalau pembunuhan misterius jalan terus, bagaimana orang bisa hidup tenang dan melakukan aktivitas secara normal,” tutur Andreas.

Pensiunan Polri itu merasa aneh dengan berbagai kasus pembunuhan yang terjadi di Timika akhir-akhir ini. Padahal, pemerintah daerah bersama Muspida telah memfasilitasi upaya perdamaian dua kelompok yang terlibat konflik di Djayanti.

“Sekarang ini masalah apa lagi, masyarakat sudah berdamai, tapi pembunuhan masih terus terjadi. TNI-Polri jangan apatis dengan kondisi yang terjadi,” ujar Andreas.

Menurut dia, kasus-kasus pembunuhan yang terjadi di Timika, selama ini sudah di luar dari kebiasaan atau budaya masyarakat pegunungan Papua mengingat korban yang dibantai di luar area konflik.

Menyikapi kondisi itu, Andreas Anggaibak menyatakan sangat setuju dan mendukung penuh aparat keamanan mengambil tindakan tegas kepada para pelaku pembantaian yang masih bergentayangan di Timika.

“Kami masyarakat Mimika ingin hidup aman dan tenang untuk mencari makan di daerah ini,” tuturnya.(ant/kum)

Share
Leave a comment