Pertemuan Riset Bencana Bahas Lumpur Lapindo

lumpur-lapindo-bencanaLumpur Lapindo.(ist)

 

TRANSINDONESIA.CO – Semburan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur menjadi salah satu bahan materi yang akan didiskusikan pada pertemuan riset kebencanaan tahun 2014 untuk mencari solusi dan juga penanganan yang harus dilakukan.

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Dody Ruswandi mengatakan, masalah semburan Lumpur Lapindo tersebut akan masuk menjadi salah satu materi dalam pertemuan ini.

“Setelah pertemuan berlangsung nantinya akan diperoleh rumusan yang jelas, terkait dengan penanganan bencana yang ada di Indonesia termasuk Lumpur Lapindo itu,” kata Dody di Surabaya, Selasa (3/6/2014).

Ia mengatakan, dalam satu dasawarsa ini, eskalasi kejadian bencana cenderung mengalami peningkatan yang mengakibatkan kerugian serta korban jiwa yang sangat besar.

“Dengan risiko yang dimiliki tersebut, solusi yang ‘feasible’ dan ‘realible’ untuk jangka pendek maupun jangka panjang diperlukan dalam upaya penanggulangan bencana, melalui riset ilmian dan terapan di bidang kebencanaan,” paparnya.

Ia mengataka, penelitian dan riset dalam penanggulangan bencana merupakan perwujudan dari pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan salah satu azas penanggulangan bencana dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penanggulangan bencana.

“Namun demikian, berdasarkan hasil ‘review’ Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2010-2014, didapatkan fakta jika implementasi penelitian dan ristek dalam peanggulangan bencana masih sangat lemah, dan banyak hasil penelitian yang belum bisa diimplementasikan dalam kebijakan dan aksi penanggulangan bencana,” ucapnya.

Hal tersebut, kata dia, mendorong BNPB bersama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Universitas Dr Soetomo mengadakan pertemuan ilmiah tahun 2014 ini.

“Pertemuan ilmiah tahunan riset kebencanaan tahun 2014 ini dihadiri oleh pakar kebencanaan yang berasal dari kementerian atau lembaga, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian lainnya,” tuturnya.

Ia menambahkan, kedepannya pertemuan ini diharapkan menjadi pertemuan rutin tahunan sebagai wahana untuk koordinasi dan “sharing” pengalaman dan pengetahuan terkait dengan kebencanaan.

“Termasuk yang sudah dilakukan oleh Universitas Dr Soetomo membuat salah satu materi kuliah yang membahas tentang kebencanaan ini dan diharapkan juga bisa melahirkan penilitian-penelitian lainnya terkait dengan kebencanaan,” katanya.(ant/ats)

Share
Leave a comment