Jokowi Sindir Perolehan PD, Max Santai Menanggapinya

caleg partai demokrat bersaing

TRANSINDONESIA.CO – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua menanggapi santai pernyataan calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo yang mengaku heran perolehan suara PD melejit di perhitungan akhir Komisi Pemilihan Umum.

“Saya tidak mau berpikir negatif. Kan sebelum rekap quick qount (hitung cepat) sejumlah lembaga survei memang suara Demokrat sudah di 10 persen,” kata Max di Jakarta, Sabtu malam.

Capres Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi tiba-tiba mengeluarkan pernyataan mengejutkan ketika berbicara dengan media di Swiss-Bell Hotel Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (10/5/2014).

Jokowi menyatakan keheranannya dengan suara PD melejit hingga 10 persen. “Itu yang saya tidak tahu, gimana bisa seperti itu,” kata Jokowi kepada wartawan.

Jokowi merujuk pada hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei dimana PD hanya memperoleh suara 9 persen. Sementara menurut hasil rekapitulasi yang diumumkan KPU, PD mendapatkan suara 10,19 persen. Jokowi pun menyatakan dirinya enggan menduga-duga, kenapa hal tersebut bisa terjadi.

Namun, Max Sopacua justru merasa aneh mengapa bisa tiba-tiba Jokowi mempertanyakan perolehan suara PD. “Saya heran kenapa Jokowi baru ingin tahu kenapa suara Demokrat jeblok,” kata Anggota Komisi I DPR RI ini.

Ketika disinggung apakah pernyataan Jokowi itu untuk `menyerang PD, Max mengakui bahwa keheranan Jokowi tak mendasar. Sekali lagi, ia mengingatkan bahwa kalau Jokowi ingin tahu, harusnya tanya KPU.

“Yah harusnya dia tanyakan aja ke KPU dong. Kok aneh baru herannya sekarang. Dari dulu emang Demokrat ada di kisaran 10 persen,” kata Max.

Pengamat politik Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim Ms mengungkapkan, Jokowi salah besar jika mengacu pada hasil quick count yang menyatakan perolehan suara Demokrat di angka 7 persen.

“Semua orang juga tahu lembaga juga sudah merilis hasil quick count-nya bahwa suara Demokrat di kisaran 10 persen. Kalau memang menemukan kejanggalan, bisa ditindaklanjuti dengan melapor ke Bawaslu atau lembaga peradilan yang memiliki wewenang untuk menyelesaikan sengketa pemilu,” tuturnya.

Hakim bahkan menyebut tindakan Jokowi itu menunjukkan dia tidak memiliki kesantunan politik. “Menyerang lawan politik tanpa data dan fakta adalah sebuah kecerobohan dan tidak santun dalam berpolitik,” ucapnya.(ant/fer)

 

Share
Leave a comment