Gara-Gara Es Krim, Bocah SD Tewas Dianiaya

bocah tewas gara-gara es krimRenggo Khadafi (11) dibawa ketrabatnya seusai pemakaman di TPU Kampung Asem, Makasar, Jakarta Timur, Minggu (4/52014).(ant)

 

 

TRANSINDONESIA.CO – Diduga hanya lantaran bersenggolan dan jatuhnya es krim, seorang bocah kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) 09 Pagi Makasar, Jakarta Timur, menjadi korban penganiayaan oleh kakak kelasnya. Bocah bernama Renggo Khadafi (11) itu meregang nyawa saat akan dirawat di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (4/5/2014).

Penganiayaan berujung kematian yang terjadi pada Senin (28/4/2014) lalu itu bermula saat korban yang bertubuh tambun, tanpa sengaja menyenggol tubuh seorang murid kelas VI berinisial S (12). Senggolan tersebut membuat eskrim yang dipegang dan sedang diminum S terjatuh.

Meski Renggo sudah meminta maaf dan mengganti dengan uang minuman seharga Rp 1.000 itu, S yang sudah tersulut emosi justru memukul perut, wajah dan bokong korban. Peristiwa ini diketahui oleh dua rekan S yang berjaga di luar kelas untuk mengawasi situasi.

Kakak tiri korban, Yesy Puspadewi (31), mengaku tidak curiga saat korban pulang ke rumahnya di Gang Raban RT 05/05, Kelurahan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Korban masih bermain dengan teman-teman di sekitar rumahnya.

“Saat itu belum ada dampak langsung. Renggo pulang ke rumah seperti biasa. Di rumah juga sore Senin itu masih main,” kata Yesy saat ditemui di rumahnya pada Minggu (4/5/2014).

Namun, keesokan harinya, korban mengeluh sakit demam dan muntah hingga tak masuk sekolah. Korban pun langsung dibawa ke dokter umum di dekat rumah.

Setelah diperiksa dan diberikan obat, korban tak kunjung sembuh dari sakitnya. Betapa kagetnya keluarga yang menemukan adanya luka lebam di bagian tubuh Renggo saat memeriksakan Renggo kembali pada Rabu (30/4/2014).

“Saya sampai terkejut ada luka biru di perut Renggo. Saat itu dokter menduga adik saya mengalami penganiayaan benda tumpul,” tutur Yesy.

Renggo sempat mengelak saat keluarga menanyakan luka lebam tersebut. Setelah didesak, Renggo mengakui luka itu akibat dipukul oleh S.

“Awalnya kami tanyai tapi Renggo tidak mau mengaku. Setelah itu barulah mengaku kalau di sekolah dipukuli kakak kelasnya,” kata Yesi.

Begitu mengetahui penyebab sakitnya Renggo, pihak keluarga membawa korban ke RS Anak Purba di kawasan Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (1/52014).

Namun, Sabtu (3/5/2014) malam sekitar pukul 23.00 WIB, korban dirujuk ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati setelah kejang-kejang hingga muntah darah. Nyawa korban tak tertolong, dan dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (4/5/2014) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB. Korban pun dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Asem, Makasar, Jakarta Timur.

Yesy mengaku sempat melaporkan kejadian ini ke pihak sekolah. Pada Jumat (2/5/2014), Yesy pun bertemu dengan orangtua S di sekolah dan kedua pihak bersepakat untuk berdamai dengan tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.

“Awalnya saya pikir ini masalah anak-anak dan bisa dibicarakan secara kekeluargaan. Kebetulan saat itu, luka yang dialami Renggo belum terlalu parah,” kata Yesy.

Namun, dengan kondisi kesehatan Renggo yang semakin memburuk hingga meninggal dunia, membuat keluarga geram. Yesy menyatakan akan menempuh jalur hukum kasus ini.

“Kemarin memang mau damai, tapi sekarang saya mau laporkan kejadian ini ke pihak berwajib,” tegas Yesy.(sp/dham)

Share
Leave a comment