Diskrimisasi pada Perempuan Masih Terjadi

perempuan calegPemilu 2014 caleg perempuan masih didisikriminasikan, pemilih perempuan diharapkan memilih kaumnya sendiri.(dok)

 

 

TRANSINDONESIA.co, Gunung Kidul : Calon anggota legislatif perempuan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dwirusjiyati Agnes menilai diskriminasi antara laki-laki dan perempuan masih terjadi dalam pemerintahan.

Calon anggota legislatif (caleg) DPRD DIY nomor urut 3 Dwirusjiyati Agnes di Gunung Kidul, Rabu (12/3/2014) mengatakan, untuk memaksimalkan perjuangan perempuan maka perempuan harus berada pada posisi pengambilan kebijakan.

“Masih banyak proses penganggaran dan alokasi program yang bias gender, sehingga calon anggota dewan (caleg) yang menjadi dewan harus memperjuangkan hak perempuan di dalamnya,” kata Agnes.

Dia mencontohkan, sistem anggaran di parlemen yang mengharuskan voting ketika menemui jalan buntu. Sementara anggota DPR masih didominasi laki-laki.

“Akhirnya perempuan yang memperjuangkan hak perempuan juga kalah,” kata Agnes.

Agnes menambahkan, diskriminasi laki-laki dan perempuan tidak hanya pada level pemerintahan pusat namun juga terjadi di daerah. Dia memaparkan, Indonesia masih memiliki hampir 200 peraturan daerah (perda) yang melakukan diskriminasi terhadap perempuan.

“Banyak perda yang bunyinya seolah-olah melindungi perempuan tapi justru merendahkan perempuan,”papar perempuan kelahiran Desa Giring, Kecamatan Paliyan ini.

Agnes yang juga menjabat sebagai juru bicara Forum Komunikasi Perempuan Politik DIY berharap, perempuan dilibatkan dalam program pembangunan dari pusat sampai tingkat dusun sehingga perempuan turut memberikan sumbangan pemikiran.(ant/ats)

 

Share
Leave a comment