Buaya Mangsa Anak SD di Kupang

Buaya mangsa anak SD di KuoangBuaya yang memangsa anak SD berhasil ditangkap warga.(sp)

 

TRANSINDONESIA.co, Kupang : Buaya memakan seorang anak perempuan berusia 12 tahun di pantai dan hanya menyisakan tangan kiri serta sebagian otak.

Peristiwa yang menggegerkan warga Desa Onansila, Kecamatan Semau Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, terjadi pada Senin (17/2/2014) pukul 13.30 WITA. Tiga hari setelah berupaya keras melumpuhkan buaya ganas itu, warga berhasil menangkap dan membunuhnya pada Rabu (19/2) siang.

Kemudian warga membelah perut binatang ampibi itu kemudian mengeluarkan bagian tubuh korban yang hanya berupa potongan seperti dimutilasi. Dalam perut binatang predator itu juga ditemukan sebagian otak yang tersisa di pantai, potongan tubuh dalam perut buaya kemudian dimakamkan pada Rabu sore

“Keluarga masih berharap semua bagian tubuh korban ditemukan baru dikubur, dan akhirnya ditemukan, meskipun tidak lengkap,” kata Frans Ndaomanu, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Semau.

Korban bernama Yelsi Lole, siswa kelas 5 SD, sedang bersama kedua adik laki-laki dan ayahnya di pantai Nomen, Desa Onansila, sebuah desa di sebelah barat kota Kupang. Sepulang sekolah, Yelsi dan kedua adiknya membantu orang tua memanen rumput laut sembari bermain.

Sebelum dimangsa, Yelsi dan kedua adiknya itu berada di atas sampan. Sempat diingatkan kedua saudaranya agar tidak turun dari sampan, tetapi entah mengapa Yelsi tetap turun ke dalam air laut. Hanya selang beberapa menit, seekor buaya berukuran hampir 4 meter dengan cepat melompati sampan lalu menerkam tubuh putri dari Asnat Tasi dan Yol Lole ini.

“Sebelumnya tidak ada tanda-tanda ada buaya di pantai, jadi orang bekerja seperti biasanya,” kata Merry Lole, keluarga korban.

Sambil menggigit tubuh korban, buaya melarikan diri ke muara pantai Onansila, sekitar 5 km dari tempat kejadian. Ternyata di sinilah lubang tempat buaya ini bersarang. Di tempat ini pula tubuh korban kemudian mulai dimakan.

Keluarga korban dan warga setempat hanya bisa menyaksikan dari kejauhan. Warga sempat menembak dengan senapan tumbuk, namun sia-sia.

Ibu korban yang menyaksikan kejadian memilukan ini jatuh pingsan berulang kali. Sedangkan ayah dan saudaranya syok berat. Frans menambahkan, sakit hati dengan peristiwa ini warga yang dipimpin Babinsa Semau dan Polisi Air menyisir laut dan sarang buaya untuk membunuhnya. Namun, baru pada hari ketiga buaya tersebut berhasil dilumpuhkan.

Dari ekor buaya ini ditemukan dua gelang. Salah satunya bertuliskan BDKS CO NTT 0903 2013. Untuk memastikan dari mana asal buaya ini, pemda Kecamatan Semau Selatan akan melaporkannya ke pemerintah kabupaten dan provinsi. Pasalnya, peristiwa ini adalah kali pertama terjadi di Pulau Semau.

“Belum tahu pasti datang dari mana, tetapi kami mengira-ngira kemungkinan ini binatang peliharaan atau lepas dari tempat penangkaran,” kata Frans.(sp/het)

Share
Leave a comment