Hatta: Ekonomi 2014 Seharusnya Lebih Baik dari 2013

Hatta RajasaMenteri perekonomian, Hatta Rajasa, saat memberi sambutan dalam acara Indonesia Investor Forum 3, di JCC, Jakarta, Selasa (21/1/2014).

TRANSINDONESIA, Jakarta : Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengimbau, agar para pelaku usaha tidak menahan diri dalam berinvestasi dan 2014 tahun politik, 2015 tahun daya saing dan basis produksi, jangan sampai tertinggal.

“Jangan tahan diri untuk investasi. Justru opportunity ada di dalam challenge tersebut. 2014 tahun politik, 2015 tahun daya saing dan basis produksi, jangan sampai tertinggal,” tegas Hatta dalam Indonesia Investor Forum 3: Pemerintah, Investor, dan Masyarakat Demi Kesejahteraan Bersama. Solusi atas Kegelisahan Investor dan Masyarakat Menyongsong Tahun Politik 2014 di Jakarta Convention Center, Selasa (21/1/2014).

Hatta optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2014 akan mencapai angka 6 persen atau lebih tinggi dari proyeksi Bank Dunia yang hanya memperkirakan 5,3 persen. “Kondisi perekonomian tahun 2014 mulai membaik,” kata Hatta.

Oleh karena itu kata dia, pertumbuhan ekonomi pada 2014 seharusnya dapat lebih baik dari pertumbuhan 2013 yang berada di kisaran 5,6-5,8 persen. “Eksportir ditargetkan bisa meraup US$ 15 miliar per bulannya,” kata dia.

Hatta berkeyakinan, di tahun pemilu, aktivitas ekonomi Indonesia akan terdongkrak. Sebab, banyak kegiatan dan pengeluaran uang yang cukup besar. “Pemilu tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi sektor riil. Akan ada dana yang cukup besar,” katanya.

Dia mencontohkan, dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) saja, dana untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan sektor-sektor pendukungnya bisa mencapai belasan triliun. Belum lagi peserta pemilu yang dipastikan akan membelanjakan untuk kepentingan kampanye.

Apalagi, dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) tercermin ekonomi daerah terus mengalami pertumbuhan meski pesta demokrasi alami sedikit goncangan.

“Dengan begitu aktivitas ekonomi ini akan menjadi kluster pertumbuhan ekonomi kita. Jadi, saya kira agenda ini akan mendorong, bukan menghambat ekonomi,” imbuhnya.

Tiga Pilar Hadapi Tahun Pemilu

Hatta menjelaskan, ada tiga pilar utama yang harus diterapkan pemerintah pada tahun 2014 agar perekonomian domestik bisa terjaga di tengah aktifitas politik yang semakin meningkat di tahun pemilu.

Pilar pertama adalah mengendalikan defisit anggaran dengan mengoptimalisasi penerimaan perpajakan baik melalui ekstensifikasi maupun pembenahan sistem administrasi pajak. Pilar kedua, memperbesar alokasi belanja negara khususnya infrastruktur.

Menurutnya, pemerintah akan terus mendorong pembangunan infrastruktur di enam koridor dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Lalu, pilar ketiga adalah meningkatkan alokasi belanja modal serta mengoptimalisasikan realisasi belanja modal agar tidak menumpuk di akhir tahun.

“Jangan sampai dunia politik menggoncang perekonomian, alangkah baiknya jika stabilitas politik dan perekonomian pada 2014 diselaraskan dengan sistematis,” ungkapnya.

Hatta mengatakan, pemerintah terus mengajak kalangan pelaku usaha, investor dan pemerintah agar “bergandengan tangan” menjaga perekonomian Indonesia di tengah tantangan global dan domestik.

Meski pemulihan ekonomi Indonesia tahun 2013 lalu menempati posisi dua setelah Tiongkok, namun hal itu diharapkan jangan membuat lengah.

“Di saat negara tertekan, negara memanggil untuk bersatu. Ini memberikan sinyal positif bagi dunia usaha, pasar, dan politisi. Kalau bersatu kita tak hanya bisa hadapi tantangan, tapi bisa menjadi pemenang. Sejarah mencatat, energi sosial akan bersatu saat Indonesia menghadapi tantangan,” ucap Hatta.

Hatta menambahkan, ada lima reformasi struktural yang harus dijalankan, yakni reformasi agraria, industri, energi dan sumber daya alam, birokrasi, dan pangan. “Untuk birokrasi contohnya dari saat ini 86 izin selesai tiga tahun dan akibatnya sisi eksplorasi menurun dan gangguan cadangan. Jadi, kita mau jadikan tujuh jenis perizinan saja,” tukasnya.

Sementara itu, acara yang berlangsung 21-22 Januari ini terbagi dalam empat sesi yakni Infrastruktur dan Mahalnya Biaya Logistik, Membenahi Daya Tarik Investasi (langsung dan portofolio), Stabilitas Nasional Sebagai Jaminan Berinvestasi, dan Peranan Dunia Usaha Nasional Mendukung Indonesia Sejahtera.(sp/bs/fer)

Share
Leave a comment